Mohon tunggu...
Asrari Puadi
Asrari Puadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

#MakeLifeWithBetterAct\r\nI\r\nFollow me : @asraripuadi\r\n\r\nI Riwayat Organisasi :\r\n-Ketua Osis SMAN-3 Sampit Periode 2008/2009\r\n-Ketua Umum Jrockstar Sampit Periode 2009/2010\r\n-Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kalteng-Solo Raya (IMKA-SORA) Periode 2010/2011\r\n-Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta Periode 2011/2012\r\n-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)\r\nDepartemen Komunikasi dan Jaringan Eksternal Periode 2011/2012\r\n-Jurnalis Akademia Joglo Semar\r\n-BLM Fakultas Ilme Kesehatan Univ. Setia Budi Surakarta Perode 2012/2013\r\n-Ketua Umum DPP IMATELKI Periode 2012/2013

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak Jalanan

14 Januari 2012   15:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laju mobil mewah kalian nikmati di persimpangan lampu jalan dengan bangga. Bukan kesombongan tapi kebanggaan karena berkah yang diberikan. Bisa melihat kemajuan dan kesuksesan serta kejayaan peradaban. Bukan kesombongan, karena kesombongan bukan milik kalian. Seperti semua mobil mewah tersebut yang juga bukan milik kalian. Hujan rintik menyapa senja yang mulai gelap. Kaki kalian tetap berjalan menyusuri jalan lorong pertokoan. Beberapa anak terlihat riang di dalam gerai Mc Donald’s sambil mengunyah burger yang tak muat dimulut mereka. Rasa kenyang sediki terobati dengan pemandangan itu, kalian bersyukur. Bersyukur telah melewati jalan ini. Lapar sedikit menghilang. Pemulung Kecil Kaki kembali melangkah berlomba dengan malam yang semakin larut. Hujan berganti deras memayungi tubuh kalian yang ringkih sedikit berlari. Sambil tertawa kalian bercanda dengan hujan yang semakin riang Berkata, berkata kepada hujan …. Terima kasih, tubuh kami bersih sekarang. Tidak ada lagi debu yang sudah bersih berganti basah. Kalian kembali senang dengan rasa syukur. Anak Jalanan Hujan berhenti dan mengucapkan perpisahan karena malu dengan kalian yang selalu bersyukur.

Dua anak kecil enam tahunan yang dekil dengan tubuh kusam dan wajah ceria menahan dingin. Yang pulang ke peraduan membawa beberapa recehan hasil mengamen seharian. Pulang dengan gembira bertemu ibu yang menunggu tak berdaya tak bisa bangun. Ke rumah kardus di samping emperan kumuh perumahan mewah yang angkuh tak mau menoleh. Anak Jalanan Ibu kami pulang membawa rejeki alam dari Tuhan. Yang diberikan melalui tangan dan jari lentik dari orang-orang dengan seribu wajah.
Ibu, jangan menangis lagi, tidak usah bersedih hari ini. Ada yang kami bawa untuk diri ini. Tetap tidur ibu, dikuburanmu yang indah bersama Tuhan. Anak Jalanan Untuk kalian malaikat kecil yang kusam, anak-anak jalanan tanpa orang tua yang tetap ceria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun