@Memfrasakan cinta dalam teori-teori ilmiah Mahasiswa dan kampusnya diibaratkan seperti sel-sel yang beradaptasi membangun suatu bangunan jaringan, yaitu proses dimana seorang mahasiswa berusaha menstimulan syaraf-syaraf pikirannya untuk selalu berusaha mengolah diri kearah yang lebih baik, termasuk juga mengolah perkenalan terhadap seseorang menjadi sebuah cinta, entah itu berawal dari adaptasi mengenal anatomi lawan jenis hingga adaptasi yang melibatkan kerja hepar, dan akhirnya berakibat kepada keadaan abnormal dari hepar. Yang kita kenal dengan sebutan Hepar Cenat Cenut. Inilah dunia Mahasiswa, dunia yang mengajarkan kita mengenal secara makroskopis dan mikroskopis fisiologi serta morfologi yang ada disekitar kita. Oh iya berkaitan dengan judul tulisan-ku kali ini, ku mau mencoba mendeskripsikan makna cinta dengan frasa-frasa ilmiah. Cinta menurut teory ilmiah, berarti terikatnya subtansi-subtansi dasar manusia dengan manusia lainnya dalam sebuah kata, janji, perilaku, dan rasa. Baik itu yang bersifat nyata / yang hanya bersifat semu alias pseudo’love. Ada juga yang mentafsirkan cinta itu adalah sebuah motilitas, yaitu pergerakan yang menyebabkan perubahan, perubahan yang berefek kepada kesenangan atau malah menjadi sebuah kegalauan yang terus menerus. Nah setelah saya menjabarkan tentang makna cinta dalam teori ilmiah. Mari kita mengenal gejala-gejala yang ditimbulkan dari cinta, yaitu Hepar Cenat Cenut. Hepar Cenat Cenut dalam dunia mahasiswa pun bisa dijabarkan secara simple dalam beberapa hal, antara lain : 1. Timbulnya perasaan yang selalu berubah-ubah pada kerja hepar. Terutama ketika sang lawan jenis menjadi subjek neuronitik dalam otak. Hal ini disebabkan karena otak kita yang selalu menerima impuls bahwa si do’i adalah yang terbaik di kedua mata kita. Salah satu penyakitnya yaitu muncul bayangan si do’i dimimpi kita / bahkan di beberapa kalangan kejadian ini bisa membuat seseorang mengalami Insomnia kritis. Karena waktu-waktu malamnya hanya digunakan untuk memikirkan bagaimana cara untuk meluluhkan hati si do’i. 2. Munculnya sifat-sifat agresif dalam diri, yaitu ereksi perilaku yang berlebihan. Fenomena ini adalah kelanjutan dari gejala diatas. Di kalangan mahasiswa kita mengenalnya dengan sebutan alay dan lebay. Sifat-sifat ini digunakan untuk mencari sebesar-besarnya perhatian lawan jenis, bahkan kadang-kadang tak pelak seseorang menjadi paranormal, yaitu sok tau dengan keadaan si do’i dulunya itu gimana. So, itulah deskripsi cinta menurut saya dalam frasa-frasa ilmiah, bagaimana pun komentar anda tentang tulisan ini setelah anda membaca. Saya hanya berharap tidak menimbulkan prespektif kotor dalam pikiran anda mengenai cinta, karena cinta pada hakekatnya merubah kita ke kuadran yang lebih baik. Hal yang perlu anda tradisikan dalam hidup anda setelah anda membaca tulisan ini, khususnya untuk kalangan Mahasiswa usia Remaja Pubertas, 1. Jangan atas namakan CINTA dengan SEKS. 2. Hindari gangguan GALAU KRITIS ketika anda mengalami problema dalam perjalanan cinta. Dan akhirnya saya ucapkan terimakasih atas keikhlasannya mau membaca tulisan saya, semoga menghibur dan bermanfaat. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H