Farmasi dalam bahasa Yunani  disebut dengan farmakon yang artinya medika atau obat. Farmasi yaitu seni dan ilmu dalam penyediaan bahan-bahan sumber alam dan bahan sintetis yang sesuai untuk didistribusikan dan juga dipakai dalam pengobatan serta pencegahan suatu penyakit.Â
Tugas seorang farmasis adalah meracik dan menyerahkan ataupun membagikan obat, atau farmasis adalah seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan pada umumnya pakar kesehatan yang mengoptimalkan penggunaan dari obat kepada pasien untuk kesehatan yang lebih baik.
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009 obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.Â
Ada berbagai cara keterampilan yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan ilmu kefarmasian tentang obat kepada anak-anak.ÂPemberian pengetahuan dan keterampilan tentang sediaan obat-obatan kepada anak- anak sangat penting, maka dari itu perlu membuat pengenalan tentang dunia kesehatan khususnya farmasi sejak dini kepada anak- anak.Â
Pengetahuan mengenai obat sangat diperlukan karena obat mempunyai peran penting dalam kehidupan dari anak-anak sampai orang tua.Â
Masyarakat banyak yang belum mengenal farmasi, maka melalui farmasis cilik ini diharapkan kita berusaha untuk mengenalkan farmasi di tengah-tengah masyarakat.Â
Farmasi merupkan bagian dari  kesehatan sehingga penting untuk bisa  memberikan pengenalan terhadap dunia kesehatan pada anak-anak sejak mereka kecil, salah satunya melalui program farmasis cilik.Â
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan pemberian pengetahuan dan pelatihan keterampilan serta edukasi farmasi cilik kepada siswa/i Sekolah Dasar di Desa Sepa Kecamatan Pagimana tentang obat, jenis obat, bentuk obat, cara penggunannya, penggolongan obat berdasarkan logo.Â
Kegiatan pelatihan keterampilan serta  edukasi farmasi cilik kepada siswa/i Sekolah Dasar di Desa Sepa Kecamatan Pagimana yang duduk di kelas IV, berjalan dengan lancar dan  dihadiri oleh 20 siswa/i. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan edukasi metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) dengan melibatkan siswa/i atau peserta secara aktif.Â
Kegiatan ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu tahap pertama siswa/i diberikan pengetahuan tentang obat, jenis obat, bentuk sediaan obat, yaitu: pulvis, kapsul, tablet, pil, linimentum, salep, krim, pasta, solution, suspensi, emulsi, obat tetes, sirup, injeksi, aerosol dan inhalasi.Â
Cara penggunaan, yaitu: cara penggunaan melalui oral (mulut) seperti: tablet, kapsul, pil, suspensi, emulsi, larutan dan sirup, cara penggunaan melalui rectal seperti: supositoria, cara penggunaan melalui parental, seperti: injeksi (obat suntik), cara penggunaan melalui topical (kulit) seperti: salep, krim, lotion, pasta dan gel.Â
Penggolongan obat berdasarkan logo seperti obat dengan logo obat bebas, logo obat bebas terbatas, logo obat keras dan logo obat narkotika serta memberikan contoh-contoh obatnya. Siswa juga diberikan pengetahuan sebelum minum obat melakukan cuci tangan yang baik.
Kegiatan yang di laksanakan oleh salah satu dosen Farmasi UNG l, ibu Juliyanti Akuba S.Farm Msc apt ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu tahap pertama siswa/i diberikan pengetahuan tentang obat, jenis obat, bentuk sediaan obat, yaitu: pulvis, kapsul, tablet, pil, linimentum, salep, krim, pasta, solution, suspensi, emulsi, obat tetes, sirup, injeksi, aerosol dan inhalasi.Â
Cara penggunaan, yaitu: cara penggunaan melalui oral (mulut) seperti: tablet, kapsul, pil, suspensi, emulsi, larutan dan sirup, cara penggunaan melalui rectal seperti: supositoria, cara penggunaan melalui parental, seperti: injeksi (obat suntik), cara penggunaan melalui topical (kulit) seperti: salep, krim, lotion, pasta dan gel.Â
Penggolongan obat berdasarkan logo seperti obat dengan logo obat bebas, logo obat bebas terbatas, logo obat keras dan logo obat narkotika serta memberikan contoh-contoh obatnya. Siswa juga diberikan pengetahuan sebelum minum obat melakukan cuci tangan yang baik.
Tahap ke 2 (dua) siswa/i diberikan keterampilan tentang mencari informasi dari kemasan, dengan cara melihat setiap tulisan yang tersedia pada produk.Â
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai dasar melakukan self-medication, yaitu nama bahan aktif, indikasi, aturan penggunaan, efek samping dan kontraindikasi dalam kegiatan ini digunakan lembar kerja yang telah disediakan dengan jumlah lembar kerja yang tidak perlu dibatasi.
Tahap ke 3 (tiga) siswa/i melakukan edukasi dengan cara mencocokan gambar dengan papan yang diberi nama obat, bentuk obat dan logo obat. Kegiatan ini untuk mengevaluasi dari kegiatan yang telah diberikan kepada siswa/i. Evaluasi juga dilakukan dengan melihat kemampuan siswa/i menyampaikan informasi tentang obat dan informasi pada kemasan obat.