Sudah beberapa hari Askar bolos mengaji. Ibunya sudah kewalahan menghadapi tingkahnya  itu. Ada-ada saja alasan ia absen mengaji. Terkadang ia pura-pura sakit, sampai kerja kelompok, dan takut dengan guru ngajinya.
Sebenarnya Askar bolos mengaji karena ia sering dimarahi oleh buk haji dan suaminya yang mengajar ngaji di MDA karena Askar sulit sekali memahami pelajaran irama. Oleh sebab itu Askar selalu bolos bersama temanya, Ajis.
Ibunya sudah tahu bahwasanya Askar sering bolos karena mamanya Ajis juga sering memberitahu bahwa Ajis sering ikut Askar bolos. Mereka sama-sama sulit memahami pembelajaran irama. Ibunya juga sudah sering menasehatinya.
Sedangkan bapaknya sendiri sudah angkat tangan dengan kelakuannya. Walaupun sudah dihukum beberapa kali. Askar tampaknya tidak memperlihatkan tanda-tanda akan jera. Bapak Askar akhirnya sudah tidak ambil pusing dengan tingkah anaknya. Ia akan acuh tak acuh membiarkan Askar membolos begitu saja.
Berbeda dengan ibunya, setiap hari ia melakukan berbagai cara agar anaknya mau kembali mengaji. Hal itu sampai membuat Bapaknya jengah melihat kelakuan istrinya.
"Sudah biarkan saja semau dia, Bu. Yang penting dia masih mau bersekolah." Protes Bapaknya waktu itu.
"Mau jadi apa anak kita kalau tidak punya pendidikan agama, Pak? Agama sebagai fondasi agar kelakuan anak kita nanti terarah. Percuma nanti anak kita sukses menjadi pejabat atau menjadi para elite politik kalau tidak punya pegangan agama. Nanti dia akan berbuat semena-mena pada sesamanya. Bahkan bisa korupsi." Panjang lebar Ibunya menjelaskan.
"Sekarang para pejabat dan para elite saja tidak peduli dengan agama, Bu." Jawab Bapaknya bodoh.
"Husss! Jangan bilang begitu Pak, nanti ada yang dengar. Itu urusan orang lain. Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai anak kita seperti itu, Pakne!" Tambah istrinya sambil melotot. 'Bodohnya suamiku ini.' Kata Ibu Askar dalam hati.
Kalau sudah begitu, bapaknya hanya melengos, meninggalkan istrinya yang sedang berbicara panjang lebar.
Untungnya Askar melihat pertengkaran bapak dan ibunya tersebut seketika ia langsung tersadar bahwa begitu penting nya belajar mengaji untuk kehidupan sehari-hari. Dan Askar ingin berubah agar tidak bolos sekolah lagi dan meminta maaf kepada gurunya tersebut.