Mohon tunggu...
Aspiansyah Tibyan
Aspiansyah Tibyan Mohon Tunggu... Penulis - Catatan harian dari penyangga IKN Nusantara.

ASN instansi vertikal, bertugas di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan Harian dari Penyangga IKN Nusantara Ke-37

15 Juli 2022   14:58 Diperbarui: 15 Juli 2022   15:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image catatan harian penyangga ikn nusantara ||| sumber gambar: canva

Menurut saya jadi budayawan nggak sulit - sulit amat. Di era narsis saat ini, kita cukup menulis kata - kata "seorang budayawan yang sedang prihatin pada nasib bangsanya" pada deskripsi profil medsos kita, maka itu sudah cukup membuat kita menjadi seorang budayawan di alam pikiran kita sendiri. Tapi untuk menjadi seorang budayawan sekelas misal, Sujiwo Tejo, atau Emha Ainun Nadjib, atau Prie GS, maka itu cerita lain.  Mereka punya maqom sendiri di benak masyarakat. Dan itu tidak bisa dibentuk dalam satu dua hari masa bumi. Apalagi satu dua kata di profil medsos.

Mereka adalah orang - orang yang setia pada pilihan hidupnya sebagai seorang budayawan. Tidak peduli apakah mereka diliput media atau tidak. Mereka selalu menulis, meski yang mereka tulis tidak dibaca orang - orang. Bagi mereka, menulis adalah media curhat mereka akan apa yang mereka alami, pikirkan, dan rasakan. Sebagaimana - maaf - kebelet buang air besar, ketika mereka selesai menulis, mereka merasakan perasaan damai karena perut mereka terasa plong. Menulis adalah mekanisme bagi jiwa mereka, yang selalu kebelet itu, agar selalu terasa plong.

Kita, meski belum sampai pada maqom mereka, bisa juga merasakan sensasi itu. Bagaimana caranya? Caranya: If you are underthinking, then read. And if you are overthinking, then write. 

Semua dimulai dari aktifitas membaca. Membaca apa saja. Di mana saja. Sebab dunia ini adalah semesta pepustakaan yang tidak akan pernah habis untuk kita baca. Sebagaimana yang pernah diperintahkan pada manusia terbaik yang pernah ada di muka bumi itu: membacalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun