Mohon tunggu...
Aspiansyah Tibyan
Aspiansyah Tibyan Mohon Tunggu... Penulis - Catatan harian dari penyangga IKN Nusantara.

ASN instansi vertikal, bertugas di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Harian dari Penyangga IKN Nusantara ke-1

3 Juli 2022   10:31 Diperbarui: 3 Juli 2022   10:37 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
catatan harian penyangga ikn nusantara, sumber: kreasi pribadi menggunakan canva


Saya menamakannya dengan "Catatan Harian Penyangga IKN Nusantara". Berbentuk serial. Jadi mungkin setiap tulisannya akan berjudul, misal begini "Catatan Harian dari Penyangga IKN Nusantara ke-1". Seperti judul artikel ini. Sehingga yang berubah dari setiap judulnya hanyalah angkanya saja.

Mengapa namanya "penyangga IKN Nusantara"? Karena sekarang saya sedang bertugas sekaligus berdomisili di salah satu wilayah yang menjadi penyangga IKN Nusantara. Yang saya fahami, wilayah penyangga adalah wilayah - wilayah yang berada di sekeliling wilayah yang disangganya. Biasanya berbatasan langsung.

Kebetulan daerah penempatan tugas saya berbatasan langsung dengan Kaltim. Saya sekarang bertugas di Kabupaten Tabalong. Tabalong adalah kabupaten paling ujung Kalsel yang berbatasan langsung dengan dua provinsi lain di Kalimantan, yaitu Kalteng dan Kaltim. 

Menurut teman saya yang kebetulan salah seorang camat di Tabalong, Tabalong adalah daerah strategis, karena merupakan tempat bertemunya 3 provinsi. Bahasa kerennya adalah daerah segitiga emas, tambahnya.

Orang - orang dari Kalsel, kalau ingin menuju Kaltim lewat jalur darat, pasti melewati Tabalong dulu. Pun juga orang - orang dari sebagian wilayah Kalteng. Sehingga tidak salah jika dikatakan kalau Tabalong adalah salah satu pintu gerbang IKN Nusantara.

Biasanya kalau dari Tabalong menuju Balikpapan, kita harus menggunakan kapal feri di Pelabuhan Penajam. Mungkin awal tahun depan kita sudah bisa menggunakan Jembatan Pulau Balang. Salah satu jembatan ikonik di Indonesia.

Bahkan saya rasa, jarak dari Tabalong ke IKN Nusantara malah lebih dekat ketimbang jarak dari Tabalong ke Balikpapan.

Melihat posisinya itu, Tabalong akan menjadi salah satu wilayah terdekat yang men-support IKN. Maka saya fikir, tidak salah juga kalau saya mengatakan bahwa Tabalong adalah salah satu wilayah penyangga IKN Nusantara.

Mimpi-mimpi keindahan dan kebermanfaatan IKN Nusantara adalah sesuatu yang menarik perhatian saya beberapa tahun terakhir. Yang dimulai sejak saya mencari ide tesis pada tahun 2017 saat saya mengambil program master ilmu ekonomi di UI. 

Lagi asyik - asyik mencari inspirasi, tanpa sengaja, saya menemukan dokumen menarik di internet berjudul Visi Indonesia 2033. Dokumen tersebut berisi hasil kajian akademik dan merekomendasikan agar ibu kota Indonesia harus dipindahkan ke Kalimantan. 

Kajian yang tertuang dalam dokumen Visi Indonesia 2033 tersebut kalau saya tidak salah dilakukan pada tahun 2008, jauh sebelum Presiden Jokowi menjadi Presiden RI. Dan perumusnya adalah orang - orang keren yaitu Andrinof Chaniago, Ahmad Erani Yustika, Mohammad Jehansyah Siregar, dan Tata Mutasya. 

Belakangan, setelah Pak Jokowi jadi Presiden, Pak Andrinof Chaniago menjadi Menteri PPN / Kepala Bappenas. Namun pengumuman pemindahan ibu kota dilakukan setelah Pak Andrinof tidak jadi menteri. 

Sekarang Pak Andrinof menjadi dewan pengarah IKN. Adapun Prof. Ahmad Erani Yustika katanya sekarang menjadi Kepala Staf Wakil Presiden RI. Saya mendoakan, semoga karya para perumus Visi Indonesia 2033 itu, menjadi amal jariyah bagi mereka semua.

Perhatian saya semakin membesar semenjak Presiden Jokowi pada tahun 2019, mengumumkan bahwa ibu kota Indonesia dipindahkan ke Kalimantan Timur, tepatnya di Penajam Paser Utara. Sekarang kita sama - sama mengetahui bahwa, lokasi itulah yang sekarang dinamai Kota Nusantara.

Ingin rasanya saya terlibat langsung dalam proses pembangunan IKN Nusantara itu. Namun saya hanyalah seorang abdi negara yang tunduk pada perintah organisasi. Yang siap ditempatkan di mana pun di seluruh wilayah Indonesia. Yang bisa saya lakukan saat ini adalah mendukung dari jauh dengan mengedukasi publik akan pentingnya IKN Nusantara. Atau memberikan masukan yang membangun, yang harapannya bisa terdengar oleh orang-orang yang terlibat langsung dengan IKN. Itu sudah saya mulai dari Twitter saya. 

Sekarang saya mencoba merambah di Kompasiana ini. Kalau Twitter berisi tulisan-tulisan amat singkat. Maka Kompasiana mampu mengakomodir tulisan-tulisan saya yang lebih panjang ketimbang tweet. Saya berharap usaha - usaha kecil yang saya lakukan ini memiliki efek butterfly. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun