Mohon tunggu...
Aspiansyah Tibyan
Aspiansyah Tibyan Mohon Tunggu... Penulis - Catatan harian dari penyangga IKN Nusantara.

ASN instansi vertikal, bertugas di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

IKN: Jangan Norak!

21 Juni 2022   17:50 Diperbarui: 21 Juni 2022   17:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengulang - ulang pendapat orang lain yang sebenarnya sudah banyak beredar di internet itu norak. Jangan lakukan itu! Anda akan menyesali perbuatan Anda akibat jejak digital Anda. Kelak di masa depan Anda akan malu sendiri kalau mengingatnya.

Jangan dikira IKN itu keputusan spontan, yang tiba masa tiba akal. IKN itu sudah dikaji bertahun-tahun sebelum presiden mengumumkannya di tahun 2019 kemarin. Yang mengkaji pun adalah para akademisi yang pintar-pintar.

Kalaupun ingin memberikan masukan, sampaikanlah dengan cara yang elegan. Dengan cara yang tidak akan mempermalukan diri sendiri. Dengan cara yang tidak akan diketawain secara diam-diam oleh orang-orang yang sebenarnya lebih pintar dari Anda. Yang orang itu hanya tidak mau show up saja.

Satu contoh tadi saya baca, ada yang bilang kalau IKN perlu dikaji ulang (mungkin maksudnya dibatalkan), karena akan menyebabkan dis-integrasi bangsa. Astaghfirullah...

Logika dari mana yang mengatakan kalau IKN menyebabkan dis-integrasi bangsa? Coba kita lihat hal ini menggunakan sudut pandang orang - orang Kalimantan, orang - orang Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Secara akal sehat, bukankah mereka akan senang kalau pusat pemerintahan mendekat ke mereka? Urusan bisa lebih mudah. Ada kebanggaan juga yang bisa mereka rasakan. Dan ada keadilan geografis yang mereka rasakan.

Bahkan sebenarnya kalau mau jujur, justru kalau IKN dibatalkan maka peluang dis-integrasi bangsa akan semakin besar. Mengapa? Karena rakyat Kalimantan, rakyat Indonesia Tengah dan Indonesia Timur akan kecewa.

Mari kita didik masyarakat dengan menyuguhkan pertunjukan kemampuan pengambilan kesimpulan yang benar. Itulah arti dari menggunakan logika. Itulah yang namanya akal sehat. Bukan memelintir kata, atau malah menambah sampah digital yang tidak memberikan value apa-apa buat pembaca, selain provokasi yang kontraproduktif bagi kemajuan kita sebagai bangsa.

Salam Indonesia Maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun