Mohon tunggu...
Aspianor Sahbas
Aspianor Sahbas Mohon Tunggu... profesional -

alumni pascasarjana Jayabaya,bekerja di Indonesia Monitoring Political Economic Law and Culture for Humanity (IMPEACH)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memuji-muji China

26 November 2018   15:20 Diperbarui: 26 November 2018   15:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspianor Sahbas at Tanjungi

Direktur Pusat Kajian Keislaman Kebangsaan dan Ketatanegaraan (PusK4)

MEMUJI-MUJI CHINA

Ngalih jua pang lah...inya akalnya kada sampai. Malasyia tu na...negara kecil, kawa pemerintah dan rakyatnya ma olah China kada bakotek, kada kawa baapa-apa China di sana.

(Susah juga sich...dia otaknya gak nyampe. Malasyia itu negara kecil, mampu Pemerintah dan rakyatnya membuat China tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa China China di sana.)

Di Indonesia China dipuji-puji, disanjung-sanjung. Mengutip Hadits lagi..hadeuh....parah.

Sudah ada beberapa contoh negara-negara yang diinvasi China. Dan kalau China itu sudah menginvasi suatu negara, bukan hanya ekonomi yang mereka jajah dan kuasai. Ideologi, politik, sosial budaya dan bahkan agama pun mereka rampas. Mau?

Studi bandinglah ke Malasyia, gali informasi yang sebanyak-banyaknya kepada Pemerintah dan rakyat melayu Malasyia, mengapa Pemerintahan Mahathir saat ini menghentikan dan membatalkan semua kerja sama dengan China.

Baca juga sejarah kerusuhan berdarah tahun 1969 antara Melayu dengan China di Malasyia yang kemudian melahirkan News Economyc Policy (NEP) Kebijakan Ekonomi Baru Pemerintah Malasyia terhadap orang-orang China.

Di Indonesia, yang "mengaku-ngaku" sebagai bangsa yang besar, negara yang besar tapi justeru kalah dengan Malasyia sebagai negara kecil dalam menghadapi invasi ekonomi China. Entah apa yang ada dipikiran para pemimpin pemerintahan di negara ini. Mereka seperti buta, tuli dan bisu ketika berhadapan dengan investor-investor China yang memberikan hutang, namun sudah bisa diprediksi akan menjajah ekonomi Indonesia.

Mungkin kita hanya bisa mengatakan sungguh teramat miskin sikap nasionalisme yang dimiliki para pemimpin di negeri ini.

Sekarang pun sudah ada dampaknya betapa generasi muda kita begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan, apalagi di masa yang akan datang. Tinggal tunggu dan terima nasib saja lagi.

Pilihan ada pada anda, apakah anda akan berdiam diri melihat kecenderungan pemerintahan kita hari ini, yang seolah seperti sudah tidak peduli lagi dengan masa depan kaum muda Indonesia. Atau apakah anda akan melawannya. Silahkan anda pilih sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun