FENOMENA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA Â DALAM PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DI ERA GLOBALISASI
Â
Perkembangan Bahasa Indonesia
Kurniawan  (2012:  8)  mengatakan bahwa sebagai alat integrasi bangsa, ada beberapa sifat potensial yang dimiliki bahasa Indonesia:
(1) bahasa Indonesia telah terbukti dapat  mempersatukan bangsa Indonesia yang multicultural, (2)bahasa Indonesia bersifat  demokratis dan egaliter,
(3) bahasa indonesia bersifat terbuka/transparan, dan
(4)bahasa  Indonesia sudah mulai mengglobal.
      Pertama, sejak  zaman  perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia selalu tampil memainkan perannya dan telah berhasil membangkitkan serta menggalang semangat  kebangsaan(nasionalisme) atau semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat Indonesia  ke depan pintu  gerbang kemerdekaan Indonesia. Kedua, bahasa Indonesia sebagai bahasa  persatuan maupun sebagai bahasa negara telah berperan dan berfungsi secara  efektif sebagai sarana komunikasi perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia.Ketiga, bahasa Indonesia  bersifat terbuka (transparan). Artinya, bahasa Indonesia dapat beradaptasi dengan bahasa-bahasa lain dan mudah menerima unsur-unsur fonologi,morfologi, dan unsur  semantik.Keempat, bahasa Indonesia sudah mulai mengglobal, dewasa ini bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa asing yang popular dan digemari oleh bangsa lain.
      Bahasa asing yang dominan dipakai di negara indonesia adalah bahasa Inggris. Kecenderungan untuk menggunakan kata Inggris, yang sebetulnya ada  pandangnya  dalam bahasa  Indonesia, menunjukkan tanda tanda semakin meningkat ketimbang sebaliknya.  Orang  jadi  bertanya-tanya tidakkah  nanti  bahasa  Indonesia  jadi sederet akar kata benda dan kata kerja bahasa Inggris  yang  dirangkai sesamanya dengan kata depan dan kata hubung bahasa Indonesia. Namun ada kemungkinan  bahwa  bentuk  bahasa Indonesia biasa jika berbicara dengan golongan bawah. Jika hal  ini  sampai terjadi, salah satu alasan utama untuk memilih  bahasa  Indonesia  sebagai bahasa  nasional,  sampai  mengalahkan bahasa Jawa yang banyak penuturnya,telah di ke samping kan.
      Sampai  pada  tahun  1990-an penggunaan  bahasa  asing,  khususnya bahasa inggris sangat menonjol di dalam beberapa bentuk peristilahan. Perusahaan perumahan merupakan salah satu bidang usaha perdagangan dan jasa yang sangat banyak  menggunakan  istilah-istilah bahasa Inggris untuk hasil atau pun jasa yang  ditawarkannya.Â
A. Fenomena  Negatif  Bahasa Indonesia  di  Tengah Masyarakat
bahasa Belanda, sekarang bahasa Inggris) masih terus  menampak  pada  sebagian  besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa  bahasa  asing  lebih  tinggi derajatnya  daripada  bahasa  Indonesia.Bahkan,  mereka  tidak  mau  tahu perkembangan bahasa Indonesia.
      Pertama,  Banyak  orang  Indonesia memperlihatkan  dengan  bangga kemahiran nya  menggunakan  bahasa Inggris  walaupun  mereka  tidak menguasai  bahasa  Indonesia  dengan baik.
      Kedua, Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai  bahasa asing  (Inggris)  tetapi  tidak  pernah
merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa indonesia.
      Ketiga,  Banyak  orang  Indonesia menganggap  remeh  bahasa  Indonesia dan tidak mau mempelajari nya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
      Keempat,  Banyak  orang  Indonesia merasa  dirinya  lebih  pandai  daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
B. Fenomena  Penggunaan Bahasa  Indonesia di  Era  Globalisasi
Â
      Pertama, Banyak orang Indonesia lebih suka  menggunakan  kata-kata,  istilah-istilah,  dan  ungkapan-ungkapan  itu sudah  ada  padangan-nya  dalam  bahasa Indonesia, bahkan sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia. Misalnya, page,background, reality, alternative, airport,masing-masing untuk "halaman", "latarbelakang",  "kenyataan","(kemungkinan) pilihan", dan "lapangan terbang" atau "bandara".
      Kedua,  Banyak  orang  Indonesia menghargai  bahasa  asing  secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang "amat asing", "terlalu asing", atau "hiper asing". Hal ini terjadi karena  salah  pengertian dalam menerapkan  kata-kata  asing  tersebut,misalnya  rokh, insyaf, fihak, fatsal,syarat(muatan), dianggap  (syah).Padahal, kata-kata itu cukup diucapkan dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal, sarat(muatan), dan dianggap (sah).
      Ketiga, Banyak orang Indonesia belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai bahasa Indonesia apa adanya.  Terkait  dengan  itu,  banyak orang  Indonesia  yang  mempunyai bermacam-macam kamus bahasa asing tetapi tidak mempunyai satu pun kamus bahasa Indonesia. Seolah-seolah seluruh kosakata  bahasa  Indonesia  telah dikuasai-nya  dengan  baik.  Akibatnya,kalau mereka kesulitan menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana dan mudah. Misalnya, penggunaan kata yang mana  yang  kurang  tepat,pencampur adukkan  penggunaan  kata tidak dan bukan, pemakaian kata ganti saya.
C. Fenomena Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja
      Bahasa  Indonesia  dilihat  dari Penggunanya,  Bahasa  Indonesia  dan Bahasa  Asing  (BA)  selalu  digunakan secara berkompetisi baik di lingkungan akademis  maupun  lingkungan percakapan  sosial.  Kompetisi  dapat dilihat dari bentuk kata /pilihan  kata yang digunakan.  Contoh  masyarakat penutur bahasa Indonesia lebih memilih bentuk 'Bisnis kuliner' daripada bentuk'Bisnis boga'. Kompetisi yang lain juga dapat dilihat dari fakta pemakaian kata'persaingan'  dan  'kompetisi',  kata'kolaborasi' dan 'kerja sama' atau juga kata  'sensitif'  dan  'peka'.  Sekalipun bentuk-bentuk  kebahasaan  yang disampaikan  berpasangan  seperti  itu dapat dikatakan memiliki makna yang tidak  sepenuhnya  sama,  banyak  pula orang yang memaknai nya sama. Bentuk yang  selanjutnya  adalah  wujud kompetisi linguistik antar entitas dalam bahasa indonesia.
KESIMPULAN
       Kenyataan-kenyataan  yang  telah dijelaskan di atas adalah fenomena nyata yang terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hadirnya bahasa  Inggris  ternyata  memberikan pengaruh  yang  cukup  besar  terhadap bahasa  Indonesia.  Banyak  orang Indonesia  yang  masih  menganggap bahasa Inggris harus lebih diutamakan pemakaiannya. Bahasa Inggris dianggap lebih  keki-nian  daripada  bahasa Indonesia.
      Arus  globalisasi  itu  telah menimbulkan pengubah  sosial  yang dalam waktu yang akan datang dapat menjelma dalam perilaku sosial baik perilaku sosial  bermasalah  maupun perilaku sosial yang positif. Kenyataan memang  selalu digebyar atau hadirnya pesaing global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H