Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tarik Ulur Bagai Layang-layang

15 Agustus 2021   18:51 Diperbarui: 15 Agustus 2021   18:53 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpribadi. Foto tiga tahun yang lalu.

Saat di tanya balik hanya ada jawaban, 

"Pokoknya tidak boleh!" tanpa ada penjelasan.

Beda zaman, beda pula cara pengajaran dan perlakuan. Setidaknya memberikan penjelasan yang masuk di pikiran mereka dan ada sebab serta akibat jika lewat dari yang semestinya. Peranan orang tua dituntut lebih besar lagi dibanding saat mereka masih kanak kanak yang hanya berisiko jatuh, terluka, sakit.

Perlakuan dan penjelasan terhadap anak laki laki dan perempuan pun berbeda. Di sini seorang ibu yang benar benar 24 jam ada buat anak anaknya dan sebagai madrasah pertama.  

Seorang ibu harus mampu mencari celah untuk memahami dan dipahami saat terjadi dialog serta harus tahu bagaimana memperlakukan anak pertama , kedua, dan ketiga.

Mungkin sebagai ibu muda, memperlakukan anak sulung lebih manja atau bisa sebaliknya keras. Karena si sulung akan menjadi contoh adik adiknya. Sedikit banyaknya perlakuan orang tua dahulu menjadi cambuk bahkan menjadi perlakuan terhadap anak anaknya sendiri. 

Menjadikan anak sebagai sahabat

Sebagai seorang ibu, hal yang pertama menempatkan diri sebagai sahabat sang anak. Jika sudah dipahami anak, maka mereka akan merasa nyaman dan mudah untuk bercerita apa saja masalah yang mereka hadapi tanpa ada kalimat yang disembunyikan. Bukan berarti kita mengontrol segala gerak gerik anak, sehingga mereka merasa dicurigai  dan kenyamanan itu hilang.

Bersikap wajar, seorang ibu akan paham bagaimana  sikap anak jika mereka sedang punya masalah, saat mereka gembira, dan saat mereka sedang jatuh cinta. Karena sang ibu telah melewati masa masa itu.

Jangan pernah buru buru untuk menggurui apa lagi memarahi sebelum mendapatkan cerita dan penjelasan anak, ini sering terjadi, seorang ibu akan marah besar di saat salah seorang teman sang ibu  atau saudara yang menceritakan kelakuan sang anak di luar rumah. 

Tak ada salahnya kita sedikit menurunkan nada suara, berbicara dari hati ke hati. Mendengarkan alasan mereka, kenapa mereka bisa seperti itu, pasti ada sebab dan akibat. Terkadang kita lebih percaya pada perkataan orang yang terkadang sudah ditambah dengan kosa kata yang membuat muka merah dan menahan malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun