Mungkin aku bukanlah istri yang terbaik untukmu seperti kata mereka, namun aku lebih memilih memahami  dari pada menjadi terbaik. Terbaik belum tentu bisa memahami.Â
Aku bukanlah istri yang soleha untukmu namun aku lebih menjaga kehormatan keluargaku, karena istri soleha belum tentu menjaga kehormatan keluarganya.Â
Banyak kejadian yang bisa dijadikan cermin, ke solehan hanya pamer semata, aktif di pengajian hanya untuk di bilang soleha. Bahkan mereka tak malu mengumbar kejelekan suaminya dalam obrolan di sebuah cafe.
Aku bukanlah ibu yang baik namun aku belajar menjadi sahabat dan bagian dari anak anakku, karena ibu baik belum tentu bisa menjadi sahabat bagi anak anaknya.Â
Karena ibu yang baik akan menjaga gengsinya didepan anak anaknya, tanpa ia tahu bahwa anak anaknya bukan hanya butuh seorang ibu yang baik namun butuh sosok sahabat untuk bercerita. Seorang ibu dikatakan baik jika ia mampu memposisikan dirinya dalam suasana apapun.Â
Jingga...
Masih ingatkah kau, 10 tahun kita saling menjajaki diri, bahkan terputus berulang kali namun aku kembali tersambung. Mungkin itu kekuatan cinta yang Allah titipkan pada kitaÂ
Di tahun ke 10 kita berjanji untuk saling menjaga, saling menyayangi. Berada di tangga pertama tak semulus harapan namun kita tetap berdiri.Â
Di tahun ke 3, 4,5 hingga ke 10 ada yang ingin memisahkan namun sekali lagi kekuatan cinta dari Allah telah mengikat kita lebih kuat bersama buah hati kita.Â
Langkah kita terseok, bahkan penuh duri dan kerikil tajam bahkan lereng yang kita lalui terlalu terjal namun jika kita terus bersama semua akan terasa mudah untuk melewatinya.Â
Tangga ke 26 ini, terlalu licin, kita butuh kebersamaan yang kuat, kebijaksanaan memutuskan sebuah masalah dengan hati dan kepala dingin bukan dengan emosi.Â