Alhasil, akhirnya mereka mau juga aku masakan. Pastinya tak sama dengan buatan mama mereka, setidaknya aku bisa membantu mereka pun sudah satu kebahagiaan.
Setiap satu kebaikan yang dilakukan, satu kebaikan pula yang akan didapat untuk anakku yang sedang di rantau. Kebaikan dalam kemudahan dalam pekerjaan di tanah orang. Bukan sekali  dua kali aku mengalami semua ini, sepertinya Allah tahu bagaimana pengharapan yang aku tanam. Memudahkan urusan orang, insya Allah  urusan kita pun akan di mudahkan.
Pagi cerah ini aku ke pasar untuk membeli beberapa kilo ayam untuk dibuat opor kuning sebagai teman santap pagi lebaran mereka.  Belum hari masak, di pasar sudah padat merayap  dan macet. Sepertinya protokol kesehatan terabaikan.
Menyegerakan pulang karena semua kebutuhan telah didapat. Meracik bumbu sendiri lebih baik dibanding membeli, menumis bumbu, hem bau harumnya sudah tercium, tapi bagaimana rasanya ya? Â Alhasil opor ayam pun kelar, ala dapoer boenda TrioR. Semoga anak anak sahabatku suka dengan masakan ala tantenya.
Sedikit tips menyimpan opor ayam jauh jauh hari menjelang puasa atau lebaran.
1. Rebus air hingga mendidih, masukan ayam yang sudah dibersihkan cukup 2 menit dan angkat sisihkan
2. Tumis bumbu hingga matang dan harus, masukan santan, biarkan hingga mendidih namun harus di aduk terus agar tidak pecah santan
3.  Setelah matang, pisahkan ayam dengan kuah di kantong yang berbeda,  baru masukkan ke frizer bisa bertahan 2 hingga 3 bulan, dengan catatan kuah dan ayam terpisah dan saat memanaskan ayam tidak hancur (panaskan kuah terlebih dahulu setelah panas baru masukkan ayam
Palembang,10052021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H