"Kau di bawa dalam kebaikan, kau buang kami dalam ruang yang gelap tanpa cahaya, kali ini kau akan merasakan bagaimana menderitanya kami dalam ruang yang gelap,"Â mereka terus memojokkan dengan kata kata yang membuat panas tubuh,
"Rasakan kehidupan yang gelap, tanpa cahaya, berkumpul dengan dosa dosamu, namun bila kau ingin kembali menatap cahaya, berjalanlah mengikuti jilbab yang berwarna putih, dia akan membawamu pada kebaikan dan tobat dan berjalan ke jalan Allah meninggalkan jaman jahiliyah  (menyebut diri berada di jaman jahiliya, dari perlakuan hingga pakaian yang tak diperkenankan Allah).
Saat kuliah di semester tiga, aku menemukan sebuah jawaban dari rasa gelisah, tidak nyaman, merasa panas dan merasa beringas, berawal dari seorang teman laki laki yang memberi kado dua buah jilbab dan putih, namun bukan aku kenakan malah aku lempar ke dalam lemari paling belakan
Terbangun dalam suasana gelap, sesak nafas dan keringat sebesar jagung mengucur di seluruh badan, aku berusaha untuk menggerakkan tubuh  yang terasa terikat oleh jilbab,  aku wudu  dan mengerjakan sholat tahajud, menyerahkan diri pada sang Kuasa untuk pertama kalinya, sejak aku kuliah, dan mengambil Al-Quran yang papa beri untuk menjadi bekal aku di tanah rantau.
Tanpa aku sengaja kembali ayat An-Nur :31 terbuka lebar di depan mataku, aku mencoba mengejanya dengan terbata bata hingga tangis tak tertahan, begitu banyak tubuhku telah aku lumuri dengan dosa memperlihatkan aurat tubuhku.
Seakan ada yang menggerakkan tanganku untuk mengambil jilbab, dan menutup kepalaku, hingga saat itu aku berhijab sampai detik ini dan laki laki yang memberi aku jilbab itulah yang menjadi suamiku hingga 26 tahun ini, semoga Allah menjodohkan kami hingga akhir jaman. Aamiin.
Bersyukurnya anak gadisku satu satunya tak mencontoh mamanya, walau rada tomboi  namun telah menutup auratnya dengan benar, jika pakaian yang sedikit ketat, tuntutan di tempat kuliah dan jika keluar dari asrama akan berpakaian longgar. Anak gadis pun mendapatkan hidayah di usia 16 tahun, karena satu goresan yang mengena di hatinya, "Seorang anak perempuan tak berhijab, akan membawa ayahnya ke dalam neraka jahanam".Â
Maju selangkah melebihi mamanya, menyadari dan mendapat hidayah di saat usia masih mencari jati diri. Mungkin sedikt atau lebih dikatakan terlambat di saat usia matang aku baru mendapatkan hidayah, dan ketika papa melihat anak gadisnya yang keras kepala, ke laki lakian, berubah menjadi gadis yang anggun dengan gamis dan jilbab yang menutup dadanya.
Saat itu pula papa sujud syukur dan menangis, bahagia anaknya telah menyadari semua kesalahannya, berubah karena hati sendiri dan bukan karena paksaan dan sejak saat itu, setahun  aku memakai hijab akhirnya kakak dan adikku pun berhijab mengikutiku. Memberi bahagia kepada orang tua dengan apa yang dia inginkan ternyata lebih merasa ringan dan bahagia.
Palembang, 28042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H