Setiap anak mempunyai sejarah kehidupan dari kehidupan yang enak hingga kehidupan  yang tersulit dan berangsur membaik.
Kakak pertama hingga ketiga hidup dalam berkecukupan karena saat itu papa sebagai Opseter di perusahaan PTBA. Sedangkan anak keempat dan ke tiga dalam kehidupan yang serba susah.
Seperti sebuah kapal di tengah samudera yang terombang ambing gelombang. Sedangkan aku dan adik bungsu hidup dalam orde baru, ekonomi keluarga mulai membaik.Â
Setiap tahun Ramadhan di lewati dengan hal yang sama bercerita, tebakan dan mencabut uban papa.Â
Tak seorang pun dari.kami anak anaknya bilang bosan atau lelah mendengar cerita yang selalu berulang hingga kami semua hapal jalan ceritanya.
Hingga rambut papa telah memutih semua tak satu pun dapat kami cabut lagi namun kenangan masah kecil itu terus melekat, apa lagi jika pulang dan tak mendapati papa duduk dikursi rotan itu lagi.Â
Rumah yang penuh kenangan, rumah yang mengajarkan kami kasih dan sayang, yang mengajarkan kami untuk selalu perduli kepada keluarga dan orang lain.Â
Rumah yang  mengajarkan untuk selalu berbagi dengan sekitar. Walau seperti terkekang dan terbelenggu dan terkesan tak bergaul, namun kami bahagia.
Walau tak bergaul sekalipun namun keluarga kami dikenal masyarakat, karena kebaikan mama dan ramahnya papa terhadap semua orang.Â
Aku pernah bertanya, setiap bersepeda kalau papa berpapasan dengan orang lain akan turun dan menyapa. Kenapa seperti itu pa? Papa bilang kita harus menghormati  menghormati orang apa lagi pejalan kaki.Â
Keteladanan yang di ajarkan papa dan mama yang selalu menjadi langkah kami adik beradik. Semoga papa dan mama serta kakak kakak bahagia di sana . AamiinÂ