Mengenang masa kecil hal yang paling terindah. Dibesarkan di keluarga yang masih menyematkan budaya dan kepercayaan bahwa untuk ke surau atau ke masjid lebih baik jalan kaki dari pada berkendaraan dan mencari tempat yang terjauh dari rumah.
Surau perkumpulan orang minang yang di beri nama Pertadas yang berlokasi di gang Sumpu pasar tengah belakang toko H. Halim yang sekarang berganti nama Al Munawarah.
Saat sholat angin akan bertiup dengan indahnya hingga tak membuat gerah. Di tambah lagi di pinggiran sungai.
Awalnya sebagai anak kita sempat protes, kenapa sholat taraweh harus jauh jauh.sedangkan di dekat rumah ada.
Pahala Besar dengan Berjalan Menuju Masjid
Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, ”(Yaitu) menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyaknya langkah menuju masjid, menunggu shalat setelah mendirikan shalat. Itulah ar-ribath (kebaikan yang banyak).” (HR. Muslim no. 251)
Sesungguhnya, pahala yang paling besar adalah yang paling jauh rumahnya dari masjid. Para Fuqaha (ulama ahli fiqih) menegaskan di anjurkan memperpendek langkah menuju masjid dan tidak tergesa-gesa (alias berjalan dengan tenang) ketika menuju masjid.
Sesungguhnya pahala orang yang terbesar dalam hal shalat adalah mereka yang paling jauh jarak jalan kakinya kemudian yang berikutnya” (HR. Muslim, 662)
Setelah papa menjelaskan kenapa dia menganjurkan anak anaknya untuk pergi taraweh berjalan kaki dan jauh dari rumah. Kita sebagai anak tidak protes lagi dan menjalankannya dengan senang hati.
Diperjalanan menuju surau kita bercanda, saling sapa bila bertemu dengan teman dan kita merasakan manfaat berjalan kaki menuju surau;
1. Mampu melatih otot dan persendian tulang.
2. Mengobati beberapa penyakit dengan seizin Allah tanpa kita sadari. Peredaran darah jadi lancar.
3 Membuat pikiran lebih tenang
4. Sebagai sarana olah raga yang mampu meningkatkan semangat.
Kenangan yang tidak bisa terlupakan sepanjang hidup, Di sepanjang jalan pun jika ada yang tidak berkenan di hati, orang tua akan bilang bahwa itu tidak patut di contoh. Jadikan pelajaran apa yang dilihat sepanjang jalan dan bukan untuk di ikuti.
Pastinya setelah pulang dari taraweh kita pasti kelaparan dan sesampai dirumah pasti menyerbu makanan.
Belum berakhir malam setelah taraweh, kita harus mengaji dahulu, siapa yang bisa mengkhatamkan Al quran satu bulan penuh, akan mendapatkan hadiah dari papa, begitu pula yang berpuasa satu bulan penuh.
Alhamdulillah semua tetap di jalani hingga berkeluarga, bisa mengkhatam Al quran setiap tahun, sudah menjadi kebiasaan karena telah didik dari kecil oleh papa dan mama.
Terkadang merindukan suasana itu, suasana yang membawa pada kebersamaan keluarga walau bagi orang itu hal yang biasa biasa saja.
Berbeda sekali di jaman sekarang, masjid hanya satu langkah dari rumah masih menggunakan kendaraan.
Palembang, 11042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H