Yang ada dalam benakmu hanyalah harta anakmu yang akan habis. Dihabisi oleh anak dan istrinya.Â
Hatiku belum merasa lega, hingga aku bertanya pada seorang ustad, apa yang mesti aku perlakukan dan bagaimana bersikap padamu. Ustad itu bilangÂ
" Bila bunda sudah melakukan hal yang terbaik dan tak pernah dianggap, tinggalkan! Cari ke ridohan suami dan anak anak dan berlakulah sewajarnya."Â
Sejak saat itu, aku tak memperlakukan dirimu istimewa lagi sebagaimana selama ini aku memperlakukan dirimu, hanya sewajarnya, maafkan aku bukan karena dendam namun hanya ingin memberi ketenangan pada hatiku atas fitnah yang kau sebar untuk aku menantu yang tak pernah kau cintai.
Namun tak sedikit pun aku mengurang bakti suamiku padamu. Aku tetap mengingatkan kewajibannya sebagai anak, baik apa yang kau butuhkan dan uang yang kadang aku sendiri tak tahu untuk apa, selalu kurang dan habis.Â
Aku hanya minta sedikit rasa sayang dan cintamu padaku di sisa usiaku dan usiamu yang berbilang. Kita tak pernah tahu kapan usia kita akan berakhir. Walau perlakuan dirimu padaku tak seperti perlakuan keluargaku terhadap anakmu, namun bagilah secuil harapan di sisa usia kita. Â
Maafkan aku bukan aku menjelekan perlakuan dirimu padaku namun sebagai pengingat bagi diriku dan pembaca. Suatu saat akan menjadi ibu mertua juga. Tak akan aku perlakukan mereka seperti kau memperlakukan aku.
Berkata kasar , anta berantah hingga kebun binatang bagimu itu hal biasa. Namun tidak bagi diriku dan keluarga, orang tua yang melahirkan dan membesarkan aku tak pernah berkata kasar pada anak anaknya.Â
Aku ingin kau menyadari semua ini, karena sudah begitu banyak Allah memberi bonus pada usiamu, hampir menjelang 90 tahun. Bisukan mulutmu dari perkataan yang tak baik, tulikan pendengaran dari  keinginan tahu pada dunia. Â
Pergunakan mulutmu dengan melafazkan ayat ayat sucinya dan berzikir. Perdengarkan telingamu perkataan yang baik. Berhenti mencari kesalahan dan membicarakan keburukan orang apa lagi mantu serta cucumu.
Jangan pernah marah pada cucu cucumu jika mereka tak begitu memperdulikan dirimu karena mereka melihat bagaimana kau memperlakukan  mamanya dan bagaimana kau selalu mencari celah kesalahan mamanya.Â