Dear
sahabat hatiku....Â
Merindukan binar matamu tak kala kehadiranku mengejutkanmu. Tiada khabar seperti yang sering aku lakukan saat ingin berkunjung ke rumahmu.Â
merindukan secangkir kopi yang selalu kita hirup dalam cangkir yang sama walau kau selalu marah dan bilang "apa kata suamimu"Â
ikrar darah kita tak menggoyahkan persahabatan kita dan suamiku pun tahu kau sahabat hati yang selalu menjagaku bila aku pulang tanpa suami.
  Â
Sahabat hatiku..Â
Perjalanan persahabatan kita bukanlah waktu yang singkat, saat kita masih terlalu muda untuk bicara cinta.
Kita melabelkannya dengan kata "Persahabatan" hingga usia kita telah berbilang persahabatan itu terus berjalan seperti kesederhanaan yang kita miliki.
Aku masih bisa menyapamu lewat WA walau terkadang tidak kau jawab setidaknya garis biru menandakan kau dalam keadaan sehat.Â
Sahabat hatiku...
Satu tahun berlalu sudah aku tak bisa menatap matamu yang berbinar dan penuh kerinduan jika melihat aku pulang. Cinta yang kau simpan pun masih ada di matamu. Apa lagi setelah kepergian ibunda tercinta, maaf bila saat itu aku tak dapat menemanimu.
Aku rindu ..
Saat aku ingin berbagi duka padamu, tentang sakit yang hampir membuat aku lumpuh, tak satupun nomormu yang aktif bahkan WA mu pun lenyap.Â