Â
bisnis dengan teman, jujur secara pribadi saya kapok." " Aduh  bicara soal
Masih ingat dalam ingatan bagaimana saya merintis usaha kecil yang berawal menjalankan usaha saudara sepupuh. Waktu itu jualan kain songket yang harganya lumayan mahal.
Berkisar 2 juta hingga 5 juta rupiah. Di awal berjalan lancar bukan hanya saya yang mendapat keuntungan, saudara sepupuh pun mendapat keuntungan secara saya menjalankan usahanya.
Walau keuntungan yang tak begitu banyak namun cukuplah bagi saya dari pada membuang waktu.Â
Berhubung modal belum ada, jadi  semua kain songket kakak sepupuh yang memberi modal D untuk kesekian kalinya.  Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, pundi pundi pun didapat.Â
Suatu hari teman minta jumlah songket yang lebih banyak dari pada biasanya, awal sempat ragu tapi kerja sama sudah berjalan hampir dua tahun kok ya bisa ragu.
Akhirnya sampaikan keinginan teman untuk minta songket jumlah yang lebih banyak dari biasanya dengan kakak sepupuh. Kakak pun tidak curiga karena biasanya berjalan dengan lancar.
Di awal awal telat tanggal bayarnya, di maklumi. Di bulan ke enam mulai telat sebulan dua bulan, pas di akhir pembayaran masih berkisar  10 juta lagi. Tidak ada khabar berita cari kerumah dia katanya nanti bulan itu di bayar semua alasan belum pada nyetor.
Sebulan, dua bulan tidak ada khabar, telpon tidak di angkat, ke rumah kata tetangga sudah pindah. Kecewa, kesel uang 10 juta bukannya sedikit. Tapi mau apa lagi, walau di jelaskan sama kakak, saya tetap bertanggung jawab walau tidak bayar semuanya. Saya tetap mencicilnya tiap bulan.
Pernah juga coba menjual baju yang baru sekali pakai dengan teman juga. Di awal saja lancar hingga sekarang masih ada sangkutan sudah hampir dua tahun.
Sejak saat itu lebih baik berbisnis sendiri, untung dan rugi ya sendiri rasakan. Walau dengan modal kecil namun berkahnya yang di ambil.
Lebih berhati hati menjalani bisnis dengan teman, ada hitam putih di atas kertas dan mungkin harus ada perjanjian walau itu hanya bisnis kecil. Tidak cukup dengan kalimat saling percaya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H