Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bumi Menangis

17 Januari 2021   16:19 Diperbarui: 17 Januari 2021   16:21 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Bumi terus menangis 

Ada duka membuat terjaga 

Bahkan dingin menusuk tulang 

Sedang penutup tubuh kering di badan 

Bumi terus menangis 

Membanjiri tanah merah 

Terkikis oleh tangisan pilu 

Tentang duka satu ke duka lain 

Jeritan perih pada runtuhan gedung 

Tangis menyayat hati saat longsor menelan tubuh 

Gubuk gubuk liar pun terbawa derasnya air sungai 

Bumi menangis, adakah duka akan pergi

Setiap tangis adalah kepedihan

Mampukah mengubur lara  

Sedang tanah merah berlari menuruni lereng 

Bumi terus menangis 

Tanpa mampu berbuat 

Hanya secuil doa yang tak berarti 

Dari bibir seorang ibu. 

Ruang kosong, 170121

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun