Setelah seseorang menyampaikannya, kau baru tahu dia  mencintaimu namun bertahan pada persahabatan yang telah diikrarkan dengan tautan darah.
Pernahkah dia menghubungi atau sekedar tanya bagaimana kabar sosok yang pernah di cintai. Jangan pernah berharap bahwa dia akan hadir di lembaran kertas kehidupanmu.
Dia akan menjauh untuk menutupi kelemahan dirinya. Bila kau hadir matanya akan berbinar namun sedikitpun dia tidak akan membahas soal cinta padamu.Â
Menikmati menjadi sahabatmu bagi dirinya itu sudah cukup. Melihat kau bahagia dengan suami dan anak anakmu pun dia ikut kebahagiaan itu tanpa merasa tersakiti. Dia akan bilang anak anakmu adalah anaknya jua jadi jangan pernah kau pertanyakan cinta itu berlabuh di mana karena dia tidak akan berani untuk mencintai yang lain.
* Cinta yang kau jadikan pasangan hidup
Dimana cinta itu diikat dalam satu tali perkawinan serta janji di hadapan Tuhan di saksikan ratusan mata saat ikrar itu disebut.
Mencintaimu dan begitu pula sebaliknya, saling melengkapi kekurangan masing-masing walau di awal perjalanan ada sandungan. Jika kau ingat akan ikrar itu, kau akan bertahan dan belajar dan mencoba memahami pasangan.
Berjalannya waktu cinta itu akan semakin kuat terlebih bila pilihan sendiri. Apapun cobanya akan tetap di hadapi.Â
Tetapi ada juga yang tidak bisa bertahan karena ketidakcocokan padahal orang yang satu rahim saja masih berantem apa lagi menyatukan dua otak yang tidak satu rahim. Butuh perjuangan .
Mungkin kau sudah tahu cara melunakkan hati wanita. Wanita itu butuh perhatian dan dimanja katamu. Tapi apakah kau memanjakan yang menjadi pendamping hidupmu?
Celoteh kita terhenti di sini, biarkan orang mengartikan ulasan kita tentang cinta yang hanya berdasar kehidupan yang kita jalani serta pemikiran sederhana yang kita miliki.