Malam kian larut, namun mata tak jua terpejam. Membuka kembali kata kata penuh merayu, terkadang tersenyum sendiri. Bagai dua remaja yang kasmaran. Hanya sekedar ungkapan.
Mengisi hari hari dengan tawa, canda yang terkadang penuh pengulangan kata. Adakah kau rasa kata kata itu setiap hari berulang. Menandakan kosa kata kita sedikit demi sedikit menghilang karena termakan usia.
Terkadang aku bertanya pada dirinya, kenapa bertahan dalam cinta yang semu. Cinta yang didasarkan hati lebih bertahan bercokol dalam jiwa walau dia tahu cinta itu tak dapat dimilikinya.
Coba kita bahas dalam bahasa kita orang awam yang menggunakan hati dan pikiran sederhana. Bukan dengan referensi, menurut pakar, berdasarkan ahli atau berdasar undang undang (kalau ada).
Pengertian cinta itu katamu luas seluas samudera lepas. Bila dibahas tidak akan ada habisnya dan tidak ada ujung penyelesaiannya.
 * Cinta yang tidak didasari nafsu
Seperti yang terjadi pada kita belasan tahun tanpa pernah berkata tentang cinta namun kita dekat bahkan pandangan orang kita jadian. Kau pun bilang karena cinta yang tak pernah terungkap namun mampu merasakan adalah cinta yang tidak di dasari nafsu.
Murni keluar sendiri dari hati bahkan jiwa serta raga yang ikut merasakan. Bagaimana cinta bertahan dalam diri. Bahkan yang mentakdirkan cinta hanya sebatas bibir pantai. Terhempas dan kembali lagi ke tengah samudera. Namun aku bisa belajar mencintai orang lain untuk melengkapi kehidupanku.
Cinta seperti itu yang akan abadi karena tidak ada kebencian dan dendam. Bahkan tetap mencari walau nantinya tahu bahwa cinta itu tidak bisa dimiliki. Namun hubungan itu akan tetap baik sampai kapan pun.Â
Masih ingat sahabatmu! Belasan tahun tidak mengetahuinya bahwa dia mencintai kamu, tanpa seorang pun tahu. Hanya dirinyalah yang tahu bagaimana dia bertahan dalam cintanya.Â
