Entah kapan akan terlukis, harapan tangan untuk melukisnya tak pernah pupus. Walau berulang kali gelombang samudera lepas menghantam mereka tetap pada hati.
Cerita cinta yang unik, bagai cerita fiksi tanpa ujung sejauh pencarian kembali pada muara walau tak mampu untuk disinggahi.Â
Cerita cinta yang tak pernah usai, walau tidak pernah bertaut pada satu titik. Bercerita hanya lewat kata.  Dalam pencarian hati menuntun  Elang kembali pada satu dermaga yang sama, walau dermaga itu tak dapat dijadikan persinggahan selamanya.
Camar menyambut dengan suka cita, akan sosok pelindung kehidupannya. Dulu mereka tak pernah bicara tentang cinta, sayang bahkan cerita alam semesta.
Samudera lepas membiarkan kita bercerita melepas rindu dalam lumatan kalbu yang tersirat ataupun tersurat. Bercerita sepanjang waktu akan sayang yang terputus pada kehidupan yang tak akan pernah kita miliki.
Walau hanya sebatas cerita, kita pun merasa kehidupan yang nyata, walau cerita kita tak menjadi nyata setidaknya kita terlukis indah di samudera lepas dan hati mereka.
Akan menjadi cerita fiksi yang tak berujung, tanpa penyelesaian, tergantung tapi mereka merasakan kepuasan bathin walau pencapaian itu bukan pada satu titik.
Cinta sejati tak akan bakal mati sekalipun darah mengalir di seluruh tubuh. Cinta itu tak harus memiliki. Cinta hanya mengikuti kodrat dan takdirnya tanpa pernah kita tahu. Â
Kita menikmati cerita kita, walau terkadang air mata mengambang, membawa pada kisah terlambat untuk dikata. Kita hanya mengikuti garis yang digariskan tanpa kita  hapus.
Kita membiarkan diri kita tetap menjelajahi hati, tanpa memaksa untuk saling melengkapi. Ketika samudera lepas memisahkan kita menjalani, ketika kita  dipertemukan menjalani dengan garis pembatas.
Namun cerita cinta tak jadi khayalan, cinta terungkap, sayang berbilang, rindu terjawab, setidaknya kita memahami arti cinta yang kita miliki. Adakah cerita yang sama?
Ruang kosong, 120121