Aku tak menikmati malam seperti biasanya, rembulan pun menghilang, bintang bintang  tak satu pun memberi cahayaÂ
Aku tak menikmati malam, kunang-kunang pun menghilang sedangkan aku butuh cahaya. Sendiri melewati malam tanpa ada penerang hatiÂ
Tahukah kau nun jauh di sana ada kegelisahan disini, tanpa dia dapat memahami arti kegelisahannya yang dia tahu hanya rindu yang tak bertepiÂ
Malam semakin larut, dia tetap duduk di sana menanti sosok bayang untuk menemani. Dingin menusuk tulang tak dirasakan lagi  yang dia tahu hanyalah kesunyian hatiÂ
Wajah yang menyapanya tak begitu indah, tatapan kosong, bahkan senyum pun serasa hampa. Adakah amarah di hatimu
Kau boleh dusta pada semuanya, tapi tidak pada gadis kecil yang merasuk jiwamu, hingga kau sendiri tak mampu melupakannya.
Kegelisahan hatinya bukti kecintaannya padamu, kegelisahan hatinya menunjukkan kerinduannya padamu. Kegelisahan hatinya bukti atas kegelisahan yang kau rasaÂ
Malam semakin dingin, gadis itu tetap menanti sosok bayang untuk menemani, memeluk sembari mengecup keningnya dan berkata "tidurlah sayang malam semakin larut"Â
Dinginnya malam membuat dia menggigil, badannya bergetar, bibir membiru, nafasnya tersengal, akhirnya ambruk termakan kegelisahan dan dinginnya malamÂ
Tanpa tahu siapa pengobat kegelisahan hingga malam dia lewati sendiri. Terbangun kicauan burung burung menyapanya dalam kegelisahan yang tak jua reda.
Ruang kosong,070121
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H