Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mereka Bagai Ayah dan Bunda yang Memberi Nasehat Pada Anaknya

3 Januari 2021   22:48 Diperbarui: 3 Januari 2021   23:20 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika orang bertanya terhadap ketertarikan aku terhadap dunia menulis. Impian dari kecil untuk menjadi penulis bukan hanya sekedar di tulis di diary. 

Namun waktu belum berpihak untuk meujudkan impian itu. Di tahun delapan puluh lima hingga tahun sembilan puluh satu belum semeriah dunia menulis di jaman sekarang, apa lagi di kampung. 

Di tahun dua ribuan, aku.mengenal dunia menulis hingga rajin ikutan lomba, ada beberapa karya yang menang atau sekedar di bukukan. Namun di saat berada di puncak asiknya menulis harus terhenti. Mengutamakan keluarga alasan klise kata salah seorang penulis yang aku kenal. 

Lima tahun tak menjamah dunia kepenulisan baik sekedar nulis dibuku maupun dunia media.  Kerinduan untuk itu terus menggoda hingga aku diam diam mengakses media kompasiana. Mencoba membuka yang lama namun sudah lupa kode untuk masuk.

Akhirnya aku membuat akun baru. Seperti maling, mencuri curi waktu untuk bisa menulis. Alhamdulillah ini tahun ketiga ikut dalam kompasiana, namun karya yang dibuat tidaklah sebanding dengan lama berada di kompasiana. Sempat ingin menutup akun.

Di saat membaca karya yang lama, muncul satu nama pak Tjiptadinata Effendi Aku klik artikelnya dan mulai membacanya, waktu itu tentang kisah hidupnya yang sempat berada terbawah, dan bangkit kembali. 

Saat cerita itu usai, aku merasa begitu kagum dan takjub, ada sesuatu yang membuat hatiku merasa berada di hadapan orang tuaku sendiri yang memberi  kekuatan dalam menjalani hidup, seakan memberi nyawa baru untuk bangkit dari keterpurukan dan kesedihan panjang. Dalam usia  tak muda bahkan banyak yang bermanja manja dengan anak cucu, dia tetap mampu berkarya, tetap bersemangat menjalani kehidupan, tidak ada kalimat untuk berputus asah.  Menghasilkan banyak tulisan  yang menjadi pilihan hingga terdepan.

Aku malu, malu dalam usia ini aku patah arang, menyerah untuk bisa berkarya. Sedangkan aku, melihat tak ada yang membaca hingga suka   atau menjadi pilihan apa lagi berada terdepan, jauh, jauh sekali dari jangkauanku. 

Namun setelah membaca tulisan itu, aku meras terpompa untuk terus menulis tanpa memikirkan hasil yang terpenting berusaha menulis yang terbaik. 

Selain sosok pak Tjiptadinata Effendi ,ada lagi senior di kompasiana ibu Roselina Tjiptadinata .Tulisan tulisannya membuat mataku berkaca kaca  tak ubahnya seperti seorang ibu menasehati anaknya untuk terus berusaha, semangat, pantang menyerah jika mendapat ujian. Seakan membelai kepala dan mencium kening sembari berbisik ke telingaku 

" Bangkitlah nak, itu ujian dan takdir yang harus kau lewati. Kalau kau ingin menang, dan bisa tundukkan semuanya ,melangkah  dengan yakin katakan kamu bisa." 

Dua bulan ini, waktu untuk membaca dan menulis dan menulis .Mengambil hikmah  dari rasa sakit yang Allah beri. Menikmati kasur empuk dari pagi hingga pagi lagi. Hingga waktu untuk membaca dan menulis lebih banyak .

*** 

Betapa bodohnya aku, tidak mengetahui bahwa mereka adalah pasangan suami istri.  Setelah sering membaca  karya karya mereka, aku sering menemukan kesamaan. Penasaran  aku kembali membacanya, ya Allah, begitu hebatnya mereka.

Mereka tidak hanya berjodoh di dunia kehidupan namun mereka berjalan bersama dalam berkarya yang memberi motifasi dan inspirasi kepada pembaca. 

Pengalaman hidup yang telah melewati dalam suka dan duka, saat berada di bawah dan berada di atas memberi motifasi untuk menjalani kehidupan kedepannya lebih yakin semua ada campur tangan Allah. 

Begitu pula karya karya mereka yang memberi inspirasi padaku untuk tidak menyerah dalam menjalani satu perjalanan, apalagi perjalanan itu impian semasa kecil. Teruslah bermimpi karena bermimpi akan membuat diri tak mudah untuk putus asa.

Ada yang kurang jika tidak menikmati tulisan mereka, banyak ilmu yang didapat dari setiap cerita baik untuk menata hati,kehidupan dan dalam kepenulisan.

Dalam usia yang tak muda, berapa banyak penghargaan yang mereka dapat. Membuat aku semakin takjub akan semangat mereka untuk terus berkarya.

Mereka pun mencapai pernikahan yang ke 56 tahun, bertepatan di hari dimana aku melihat dunia, dua januari. Semoga aku bisa mengikuti jejak keberhasilan mereka di dunia kehidupan dan dunia kepenulisan. 

Tiada kado yang terindah dapat aku beri  untuk ayah dan bunda. Hanya sebait puisi. 

Kutitip Bunda dan Ayah 


Yang aku pinta  pada_Mu penuh pengharapan 

Lindungi ayah dan bunda

Sebab tak mampu merengkuhnya 

Sayangi mereka 

Karena  tak mampu mendekapnya 

Cintai mereka 

Karena cintaku berujung 

Dekatkan mereka berdua dalam kecintaan_Mu 

Satukan mereka dalam karya karya hebat mereka. 

Setiap kata mereka bagai nyawa tambahan bagiku 

Menjalani kehidupan di dunia fana ini 

Setiap paragraf mereka bagai mendapatkan segelas air nan sejuk 

Satu karya mereka mampu mengubah pandanganku.

Walau aku tak pernah bersua, namun merasa dekat 

Mereka bagai ayah dan bundaku 

Seakan memberi wejangan setiap saat tanpa mereka menyadarinya 

Dari tulisan mereka, perubahan besar dalam hidupku 

Selamat hari pernikahan ayah dan bunda..

Palembang, 030121

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun