Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Penyejuk Hati

22 Desember 2020   23:15 Diperbarui: 22 Desember 2020   23:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan ada yang bilang aku mirip dengan mbak Sri. Namun sejak aku hamil anak ketiga dan kondisiku sendiri tidak baik. Sejak saat itu aku jarang bertemu dengan Mbak Sri.

 Saat keadaan aku lemah, seperti di sambar petir mendengar khabar mbak Sri telah tiada. Aku yang lemah bangkit, berlari menuju rumahnya menangis di pangkuan ibunya mbak Sri. Ada rasa sesal kenapa aku tak ada di sampingnya di saat hari hari terakhirnya. 

Sejak itu aku punya satu penguat hidupku yaitu ayuk Juriah. Segala persoalan yang aku hadapi, tempat aku menumpahkan tangis hanya ayuk Juriah. Sosok yang melebihi kakak kandungku sendiri.

Terkadang aku mencoba untuk tidak menceritakan semuanya, tak ingin menambah beban pikirannya akan persoalan rumah tanggaku. Namun hati sering meronta, sebelum bercerita padanya,belum ada kelegaan di hati. Belum bercerita saja aku sudah menangis didepannya.

Sosok yang selalu menjadi pendingin hati, bila aku datang dengan amarah, selalu bisa membuat amarah di diri ini reda. Selalu memberi pandangan dan solusi untuk setiap persoalan yang aku hadapi.

Walau sekarang aku sudah termasuk jarang bermain ke rumahnya. Kadang kala pas kangen kangennya, si bungsu bilang 

"Mama sudah lama belum ke rumah tante," atau " mama nggak nitip buat tante, adek mau main ke arah sana."

Bungsu menjadi pengingat jika aku lalai untuk main ke sana, sebenarnya bukan lalai tapi aku malu selalu datang menyusahkan ayuk hanya untuk mendengar keluh kesah, dan persoalan yang dari tahun ke tahun sama.

Ayuk Juriah, ayuk yang terbaik yang aku punya, tak mampu aku membalas semua kebaikanmu dan keluarga yang rela membantu kesulitan dari adek adek bujang dan sekarang mereka telah berkeluarga.

Tiada kata yang terindah yang mampu aku ucapkan untukmu ayuk, doaku selalu untuk kesehatan mu dan keluarga, bahagia bersama anak anak yang beranjak dewasa dan akan berkeluarga satu persatu.

Ayuk Juriah sayang, maafkan aku bila jarang meletakkan kakiku ke rumahmu . Yakinlah setiap doaku ada terselip namamu. Aku menyayangimu bagai ibu, kakak, sahabat bagiku dalam suka dan duka. Selamat hari ibu ayuk sayangku. 

Palembang,221220

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun