" Berhenti mas, tak baik," kata Andini kembali.
Kali ini kata kata Andini hanya di anggap angin lalu. Andini menyadarinya, Andini tak berhak melarang, beda dengan masa lalu.
Perbincangan  terus mengalir, tapi lebih banyak diam, saling memandang dan membiarkan hati yang bicara.
Di akhir perbincangan, Utomo seakan akan memberi kecupan sayang di kening Andini. Kebiasaan yang selalu Utomo lakukan di masa lalu bila mereka akan mengakhiri pertemuan.
Tapi kali ini Andini menyadari kecupan sayang yang di beri Utomo adalah kecupan sayang terakhir, tidak ada inbox lagi, tidak ada Wa, Andini berdentang lagi.Â
Entah berapa purnama lagi mereka akan berjumpa dan saling sapa. Andini hanya bisa menunggu, entah sampai kapan.Â
Hati mereka berdua telah berbicara mengakhiri pertemuan walau tanpa kata mereka berdua saling memahami satu sama lain.Â
Rasa sayang dan cinta Andini dan Utomo terlalu besar tanpa mampu meujutkan jika tiada campur tangan Tuhan. Mereka hanya menjalani apa yang Tuhan titipkan tanpa mereka usik terlalu dalam.
" Jaga dirimu mas, di perbatasan Malaka dan adikmu akan selalu berada di dermaga sunyi menanti kau kembali walau usia tak muda lagi, jangan pernah kau takuti aku dengan " tinggal nama", kembalilah untuk menatap senja dan mengakhiri senja,"
Hanya kata kata ini yang mampu Andini tulis di diary, kembali tertutup dan entah kapan terjamah lagi.
Ruang kosong, 201220