Andini benarnya rada kesal dan mau marah tapi ya mau apa lagi. Mungkin ini sudah jalan yang harus Andini lewati.
Andini tidak bisa setiap saat bisa berbincang bincang dengan Utomo, bila Utomo menyapa baru Andini balas sapa. Andini paham betul bagaimana sifat istri Utomo.Â
Andini mengambil buku diary yang lama tak digunakan, tersimpan rapi dalam lemari pakaiannya. Belasan tahun diary ini tak digunakan lagi. Sejak lima belas tahun yang lalu, di saat Andini di tinggal tanpa kata perpisahan.
Membuka lembaran pertama, membuat Andini mengingat kisah belasan tahun yang lalu. Di mana  Andini mengenal sosok lelaki yang gagah, penyayang dan selalu tersenyum.
Awalnya Andini tidak begitu peduli dengan sosok lelaki yang jadi rebutan di sekolah. Lama kelamaan Andini merasa tertantang juga untuk mencoba mendekati dan nahlukkan hati laki laki yang jadi rebutan. Secara wajah Andini tidak jelek amat.
"Lumayan juga nih, orang," ujar Andini dalam hati.
Andini hanya menempatkan diri menjadi teman atau sahabat kepada laki laki itu. Hari hari mereka lewati bersama, orang bilang mereka pacaran tapi Andini tidak merasa mereka pacaran karena Utomo tidak pernah menyatakan cintanya pada Andini.
Lembar demi lembar Andini membaca diary. Tak terasa Andini menitikkan air mata, perjalanannya dengan Utomo hampir tiada cela. Semua begitu indah.
Tapi kenapa Tuhan memisahkan mereka?dan kembali mempertemukan lewat dunia maya.
" Hai"
 Inbox fb Andini berbunyi, Andini merasakan getaran aneh, tapi mencoba untuk tak menjawab hanya mencoba mencari siapa yang menyapanya.Â