"Aku adalah anak laki laki yang bunda ceritakan," kataku sembari mencium tangannya.
"Nduk, kau anak mas," kata bunda tak percaya
Sepertinya bunda tak sanggup lagi menyebut nama ayah, tubuhnya gemetar, mulutnya tak mampu berkata kata yang ada buliran  itu membasahi amplop jingga.
"Ya bunda, ini amanah dari ayah," kataku meyakinkan bunda .
Tangannya gemetar membuka amplop jingga itu. Selembar surat berwarna jingga.
Akhir november 2020
Menemui adikku tersayang.
Bagaimana keadaanmu sayang, masihkah kau duduk di dermaga menanti senja? Seperti yang kita lakukan dahulu.
Masihkah kau menanti kepulangan diriku dengan setia seperti janji kita dahulu. Tiga puluh tahun  berlalu sudah.
Adikku sayang...
Mungkin adek beranggapan aku tidak pernah pulang menjemput, ketahuilah sayang. Mas  pulang untuk menjemput adek, tapi  mas salah langka hingga mendengar adek menikah dengan cinta pertama adek.