Setiap kali waktu untuk perjumpaan
Kau selalu menawarkan secangkir kopi pahitÂ
Dan berulang kali aku pun menolaknyaÂ
Terus menerusÂ
Tanpa pernah bosan kau tawarkanÂ
Dan aku tak akan jenuh menolak sajian muÂ
Seharusnya kau bertanyaÂ
Akan penolakan terhadap secangkir kopiÂ
Bukankah hidup ada timbal baliknyaÂ
Tahukah kau secangkir kopiÂ
Mengingatkan aku pada cinta diamnyaÂ
Tidak ada keberanian untuk meminumnyaÂ
Tahukah kauÂ
Ketika kopi itu menyentuh bibir
Ada kepahitan, mengingatkan aku pada pahit cinta diamnya. Tenang tanpa arti.
Kepahitan hidup tanpa ada yang di cintaÂ
Rasa bersalah akan kembali menggilasÂ
Bagaimana aku mematikan cintanyaÂ
Dalam satu tarikan nafas .
Ruang kosong, 071220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H