Kita berenam, pernah dimimpikan bertemu leluhur dan mau menurunkan ilmunya, agar bisa mengobati orang banyak. Sebagai anak tengah yang diberi amanah itu, menolak, aku tak ingin hidup di dunia seperti ini.
Hanya ingin kedamaian bersama keluarga, tak ingin apa yang papa ajarkan tentang agama terhapus begitu saja.
Sayang, Allah lebih menyayangi papa sebelum aku sempat mempertanyakan silsilah itu. Masih jadi ganjalan di hati kenapa ada titisan harimau dan si pahit lidah.
Palembang, 031220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!