b. Aku bisa tersenyum walau ada sisa sisa juteknya setidaknya aku berusaha untuk belajar tersenyum
c. Aku belajar  cara berjualan yang baik, jujur, menghitung hasil dan keuntungan jualan
d. Aku mendapatkan upah sebesar lima puluh rupiah yang bisa aku tabung.
Hasil tabungan itu aku belikan kaca mata untuk ibu Chandra karena aku melihat dia mengenakan kacamata yang gagangnya patah.
Saat aku duduk di bangku SMP, ada guru yang begitu baik denganku, padahal saat itu aku masih murid baru, yaitu Pak Sofian. Guru yang terkenal sangar, keras, apa lagi  saat menghukum murid yang bandel.
Namun dari mata kecilku, pak Sofiyan adalah guru yang penuh kasih sayang dan perhatian. Pak Sofiyan guru pelajaran PMP ( Pendidikan Moral Pancasila) dan guru kesenian. Selalu memberi nasehat dengan caranya tanpa berkesan di ceramah
Pak Sofiyan selalu memberi motivasi  untuk bisa melakukan setiap tantangan yang di berikan guru, paduan suara, seni tari, lomba membaca undang undang dasar dengan lantang dan benar bahkan membimbing mental untuk menjadi ketua OSIS pada masa itu, Teruntuk guruku pak Sofiyan semoga kau bahagia di sana. Doaku selalu untukmu.
Saat di bangku Sekolah Menengah Atas, bertemu dengan ibu Sri guru Bahasa Indonesia, guru yang selalu mendaftarkan nama aku di setiap perlombaan puisi, pidato, membaca dengan nyaring, beserta intonasi serta merubah suara, Â saat karakter yang di bacakan berbeda( sekarang aku banyak lupa bagaimana penyusunan kalimat yang benar, tapi tetap ingin belajar lagi)
Pernah aku bolos sekolah, sekali seumur selama aku di bangku SMA.
" Nduk , sebagai murid teladan, seharusnya tidak ikutan temen bolos, mencontohkan yang baik terhadap temen temen dan lingkungan." Aku terdiam dan mengakui kesalahan yang sengaja aku perbuat.
Di sini aku belajar