Kala jiwa ini bergetar menyebutmu, menghempaskan rasa lelah pada ujung telaga, inikah rasa tak berkesudahan
Tafakur pada sajadah pemberianmu, menikmati aroma air matamu kala hatimu resah padaku.
Aku terhempas dalam kata bijak, yang kini terbentang pada kisah lukaku yang terus bergulir
Menjaga buah hati bagai kristal, terhempas hancur berpasir sama ketika kau tuangkan rasamu pada gelas bening jingga berubah warna
Rasamu menjelma pada rasaku. Menjaganya dalam lingkaran kasih dan sayang. Membelai kala lelah menghampiri kenapa masih di torehkan luka
Dari tetesan darah, memecah dasar pada gelas. Berserakan tanpa mampu memilih, inikah luka yang pernah bunda rasa
Luka yang tak mampu membuat aku berdiri, andai waktu dapat terpilih. Biarkan aku tidur bersamamu dalam ruang sunyi
Palembang, 241120
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H