Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Anak Tiga Perlakuan (Bungsuku Mempertegas Pilihannya dan Mengimbangi Harapan Orangtua)

4 Oktober 2020   08:58 Diperbarui: 4 Oktober 2020   09:07 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang ibu tidaklah mudah, bagaimana ibu yang membesarkan aku, secara tidak langsung memberi pelajaran bagaimana harus bersikap ketika sang anak berada di pilihannya dan tetap pada pendiriannya.

Menjadi seorang ibu yang protektif, bukanlah hal yang muda untuk memenuhi segala keinginan orang tua terhadap anak. Namun sebagai seorang ibu pun aku berusaha untuk bersikap bijaksana tanpa terkesan memaksa kehendak terhadap anak.

Tiga anak, tiga perlakuan, tiga sikap, dan tiga cara penyelesaian di tiap masalah. 

SULUNG

Si sulung butuh perhatian khusus di banding ke dua adiknya, namun seorang ibu akan berusaha bersikap adil kepada anak anaknya dan berusaha sang adik tetap menghormati kakaknya walau mereka tahu kakaknya seperti apa.

Dengan hasil psikolog yang bilang bahwa si suling dimasukkan dalam katagori anak yang  hiperaktif hampir mencapai pada titik autis ,tahap demi taham aku lalui agar kembang tumbuhnya seperti anak lainnya.

 Berusaha untuk tetap bersama dalam melihat perkembangannya, tak terhitung orang orang mengecapnya nakal super nakal, namun aku ibunya yang tahu bagaimana anakku. 

Orang orang bilang dia tak mampu menggapai jenjang yang lebih tinggi, namun tak ada kata menyerah untuk melakukan pembuktian anak yang mereka cap super nakal. 

Tiba masanya dua universitas mampu dia buktikan, namun kembali sebagai seorang ibu memberikan kebebasan kepada putra sulungnya kuliah di UNSRI dekat dengan keluarga atau  Telkom Bandung jauh dari keluarga. 

Walau jauh di lubuk hati menginginkannya lebih memilih dekat keluarga karena ibunya masih bisa melihat dan memeluknya di saat hatinya risau. 

Sekian panjang perjalanannya,akhirnya dia mampu menuntas tugas akhir dan bergelar sarjana. Apapun alasannya bila orang tua terutama seorang ibu selalu bersama putra putrinya, hinaan, bahkan cacian tak akan menjadi momok di anak namun pemicu untuk melakukan pembuktian diri bahwa dia mampu dan bisa berhasil.Si Tengah

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Diam di rumah saja, bahkan cendrung mengurung diri di kamar yang tak terlalu mengikuti perkembangan dunia remaja,. Bila berkumpul  dengan sahabat sahabatnya lebih memilih di rumah dari pada menghabiskan masa masa remajanya di luar atau tempat hiburan.  

Tak bisa di tebak, setelah menamatkan jenjang menengah dia memilih kuliah di penerbangan. Kaget, karena tahu anak ini bukan anak yang suka olah raga, kekerasan, atau yang berbau laki laki, walau sejatinya dia rada Tomboy. 

Maunya orang tua, dia menjadi dokter agar bisa mengobati keluarganya dan meujutkan cita cita ibunya,  namun semua jauh dari prediksi orang tua. Dia tetap tekat kuliah di penerbangan walau  bukan berada dalam pilihannya menjadi Pilot namun setidaknya masih berkisar di penerbangan.

Akhirnya dia benar benar berada di dunia penerbangan dan sekarang sudah berjalan tiga tahun, semoga pilihanmu pilihan yang tepat ya nak. Lalui semua cobaanmu dengan ikhlas , semoga satu setengah tahun lagi orang tua mu akan mendampingi wisuda mu.

Si Bungsu yang mengerti keinginan orang tuanya.

Tiga anak tiga perlakuan

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Tak ubah dengan kakak kakaknya si bungsu pun mempunyai pilihan untuk masa depannya, walau orang tua menginginkannya menjadi dokter untuk menggantikan kakaknya yang sekarang berada di penerbangan.

Sejak sekolah menengah, bungsu selalu menurut apa yang di bilang ibunya. Selalu bilang uji nyali akhirnya lolos di SMP negri, semua berjalan mulus.

Lagi lagi ibunya meminta uji nyali lagi di SMA  negeri dengan kalimat yang sama, akhirnyo lolos dan sayang untuk tidak di ambil. Lagi lagi bungsu mengikuti ke ingian ibunya.

Namun di akhir episode menengah dia punya tujuan keinginan kuliah yang sesuai dengan kemauannya, sang ibu mengiyakan walau hampir setiap hari bilang setidaknya ikut tes kedokteran, lulus atau tidaknya nanti urusan nanti. 

Dengan lugas bungsu berkata, "selama ini mengikuti keinginan mama dari smp hingga sma kali ini untuk kuliah urusan adek," bagaimana rasanya hati orang tua namun semua tidak di perjelas karena belajar dari yang terdahulu.

 Membiarkan semuanya mengalir seperti apa adanya tanpa memberi pemaksaan, karena jauh di lubuk hati anaknya ada rasa ingin meujutkan keinginan orang tua, tak ingin mengecewakan orang tua yang selalu ada untuk anaknya

Sekarang bungsu sudah berada di jenjang akhir, masa penentuan di mana dia akan kuliah. Perbincangan kita di mobil membuat hati sedikit lega, akhirnya si bungsu mau iku tes di kedokteran nanti. Namun dia pun akan memilih pilihannya. 

Membebaskan apa yang diinginkan anak untuk masa depannya agar tak ada ada penyesalan di belakang hari. Boleh memberi garis namun jangan sampai dipertebal karena memaksakan kehendak akan berakibat buruk bagi sang anak. Menjadikan seorang ibu yang bisa diajak untuk cerita, sahabat bahkan pacarnya.

Membawa anak anak meujutkan impiannya adalah tugas seorang ibu selebihnya serahkan kepada Allah, apa dan bagaimana Allah akan memberinya. Dengan ikhlas melepas keegoisan orang tua akan membawa anak anaknya memahami dan menyayangi orang tuanya dengan sepenuh hati

Membiarkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai karakter dan keinginan mereka. Orang tua hanya mengarahkan dan membimbing mereka serta tak lepas dari rangkaian doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun