pada deretan nama yang masih mampu ku eja
pada tiap tiap konsonan kata masih melekat dalam kepala
deretan nama yang kualunkan dan kuuraikan menjadi syair indah
hingga kau terkesima membacanya
pada deretan nama  lidahku fasih menyebutnya
deretan nama yang setiap sela ada cinta dan rindu
membiarkan semua tumbuh disetiap sela atau menguburnya
karena kita tahu yang tertanam adalah parasit kehidupan
sama ketika rindu menyapa namun tak pernah mampu merengkuhnya
Palembang,14022020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!