TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Hari ini membuat aku mewek, kata kata ini memeras perasaan. Status sahabat sekaligus keluargaku ini menyentuh hati, andai aku mampu berkata, dia adalah sahabat yang terbaik yang aku punya semasa aku berkeluarga.
Tulisan ini mengingatkan aku di sebelas tahun yang lalu. Anak kita sama sama di satu sekolah dan satu kelas. Jujur waktu itu aku bukanlah orang yang ramah apa lagi mau menegur sapa orang lain. Â
Setiap mengantar anak, masuk dan membaca koran dan majalah. Â Seperti dunia milikku sendiri, dan bernaung sendiri. Â Bukan sekali dua kali, aku mendengar perbincangan ibu ibu mengenai diriku. Tapi tak terlalu aku gubris.Â
Bagiku itu bukan masalah besar yang harus aku ajukan banding atau pembelaan diri cukup mereka melihat dan merasakannya bagaimana aku setelah mengenal aku.
Terkadang aku beranggapan untuk apa banyak teman, bermanis-manis, ramah, tersenyum dan sebagainya kalau hanya menjadikan diri mudarat dan  dan munafik, atau muka dua. Lebih baik seperti ini, diam, diam dan diam. Sebenarnya mudah sekali untuk berteman dengan diri ini tapi karena aku susah untuk menegur pertama kali.
Jangan pernah menilai seseorang lari luarnya saja, seperti penampilan, tutur kata, juteknya karena semua tidaklah menjamin orang itu buruk atau jelek. Sebisanya kita menyelami karakter dan sifat orang lain, jangan terburu buru untuk memfonis  dengan hanya melihat dengan sebelah mata.
Temanku tak banyak namun sahabat hatiku memenuhi ruang hatiku yang terdalam. Semoga kita bisa belajar untuk tidak memandang sebelah mata, mendekati lebih baik untuk memahami orang lain. Setelah paham kita baru bisa memberi penilaian tapi bukan untuk menjatuhkan
Ya Allah jadikan kami saudara sepanjang waktu hingga waktu itu terhenti atas kehendak Mu  ..Aamiin
Plaju, 02012020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H