Menikahlah kamu untuk menyempurnakan agamamu.
Sudah menjadi sunnatullaah dalam kehidupan manusia. Mulai ketika dia lahir hingga bertumbuh dewasa sampailah pada akhirnya saat menikah dan membina keluarga. Tidak lain satu gool yang dicapai adalah menuju kebahagian. Bahagia dan menyempurnakan agama kata kuncinya !
Lalu apakah dengan membentuk keluarga itu kita dijamin akan bahagia. Jawabnya adalah beraneka ragam. Bisa iya bisa tidak. Saat ini kita bicara bagaimana bahagia bisa diraih.
Dalam perspektif Islam telah dijelaskan langkah-langkahnya sangat detal dan lugas. Mulai dari pencarian bibit calon yang akan dinikahi sampai kepada teknis dalam berumah tangga. Terlepas itu semua, saya percaya bahwa Islam itu mengajarkan sangat teknis kepada manusia. Tinggal kita bisa mengikutinya atau tidak. So simple.
Jika kita simak Hadist Nabi Muhammad Sollallahu Alaihi Wasallaam memberikan petunjuk bagi kita dalam memilih calon untuk dinikahi dengan empat kriteria yang harus dilihat yaitu karena cantiknya , hartanya , keturunannya dan karena agama. Bila kita mengutamakan agamanya , maka janji Allah kita mendapatkan bahagia di dunia dan di akherat begitu bunyi hadist tersebut.
Cantik memang kriteria yang  mudah dilihat, secara fisik. Saat ini dengan dinamika kecanggihan IT telah merubah pola prilaku masyarakat. Baik muda maupun tua.Â
Banyak yang menjadikan medsos  sebagai media aktualisasi diri.  Bahkan menjadi ajang pendapatan komersial oleh banyak level masyakarat saat ini .Â
Dengan pendapatan dari profesi sebagai youtuber sangat menjanjikan. Semua berbondong-bondong beralih profesi menjadi youtuber, terlebih situasi pandemi yang lebih banyak mengharuskan masyarakat berdiam di rumah. Dampak positive maupun negative tersebut telah menjadi perubahan dari berbagai sisi.
Perjodohan dengan media social antar negara dan kota melalui aplikasi telah menjadi trend saat ini , dikarenakan sulitnya bertemu secara offline. Hal ini menjadi perhatian karena banyak disalahgunakan oleh kawula muda tersebut dalam mencari perjodohan.Â
Mereka yang memiliki subscriber dan follower menjadi trend dan cenderung dikuti baik dari gaya maupun life style hidupnya. Kegilaan pada tokoh idola tertentu menjadi daya tarik yang kuat membuat hal tersebut mampu memasuki semua level.
Folower yang dari berbagai golongan tersebut tentunya tanpa memandang kategori manusianya. Siapapun itu jika mereka suka termasuk follower. Orang yang memilki follower terbanyak akan di elu-elukan sebagai idola dengan segala konsekwensinya. Salah satu konsekwensinya segala aktifitas yang dijalaninya menjadi sorotan baik aktifitas social maupun pribadi menjadi sorotan.
Untuk urusan asmara tentunya termasuk kategori pribadi terkadang bercampur dengan urusan pribadi. Kekaguman dengan follower terbanyak terkadang menjadikan barometer seseorang dalam meminang yang lainnya.Â
Kondisi tersebut terkadang menimbulkan rasa kecewa pada saat seseorang benar-benar menikah dengan alasan idolanya memilki follower yang banyak. Dengan harapan menjadi terkenal dengan mendompleng ketenaran sang pasangan tadi tidaklah semua berjalan mulus. Berakhir kecewa.
Jika mengacu kepada perspektif Islam memilih jodoh tersebut berdasarkan kepada harta, , cantik dan agama. Yang terbaik dari itu semua itu adalah karena agamanya.Â
Selanjutnya dalam Islam pun telah dituntun untuk menjalankan shalat istikharoh terlebih dahulu dalam memutuskan pemilihan jodoh. Baik dalam memilih diantara dua atau bahkan terhadap satu pilihan sekalipun, diharuskan bagi kta untuk berdialog dengan Sang Pencipta, untuk memohon dipilihkan mana yang terbaik.
Finally, menikah karena pilihan Allah ! Insya Allah yang dijalani tidak hanya memandang suka nya saja , tapi duka pun dianggap sebagai bagian dari Rule of the God semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H