Mohon tunggu...
asna wi
asna wi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Hobi Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Makassar

International Black Panther Karate Indonesia Timur Unit DDI Mangkoso Barru Menempa Santri Jadi Tangguh Berjiwa Religius

3 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 3 Juni 2024   20:27 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 Juni 2024 -- Siapa bilang kehidupan pesantren hanya diisi dengan mengaji dan belajar kitab? Di Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso Barru, para santri juga ditempa menjadi karateka tangguh berjiwa religius melalui latihan karate International Black Panther.

Berdiri sejak 2020, cabang International Black Panther Indoneseia Timur di DDI Mangkoso Barru telah berhasil menarik minat banyak santri. Di bawah bimbingan Pelatih Senzei Agus Ambo Jetta,  para santri tidak hanya belajar teknik-teknik bela diri, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang berharga. Disiplin, respect, dan semangat juang menjadi landasan utama dalam latihan karate di pesantren ini.

"Kami ingin membentuk santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara fisik dan mental," ungkap Senzei Agus Ambo Jetta. "Karate mengajarkan mereka untuk menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran Islam."

"Saya melihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler bela diri di pesantren umumnya didominasi oleh pencak silat oleh karena itu motivasi utama kami adalah mendirikan cabang International Black Panther di DDI Mangkoso Barru 

"Awalnya, memang ada beberapa guru pesantren yang kurang setuju dengan kehadiran karate di sini. Mereka khawatir karate akan mengganggu kegiatan belajar mengajar dan bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan. Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai pemisahan latihan antara santri putra dan putri. Namun, saya bersyukur mendapatkan dukungan penuh dari pembina pesantren, Bapak Ahmad Rasyid, yang kebetulan juga beliau pernah menjadi karateka Black Panther. Beliau sangat memahami pentingnya pemisahan ini dan membantu saya mengatur jadwal latihan yang sesuai."

(Dokpri)
(Dokpri)
"Mungkin terlalu dini untuk melihat dampak positif secara langsung, karena efek latihan karate akan lebih terlihat setelah para santri lulus dari pesantren ini. Namun, saya yakin bahwa disiplin, mental baja, dan keterampilan bela diri yang mereka pelajari di sini akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan mereka selanjutnya. Bahkan, kami juga memiliki program untuk mempersiapkan santri yang bercita-cita menjadi abdi negara, seperti polisi atau tentara. "Kami sangat bangga karena beberapa alumni Black Panther telah berhasil meniti karir di pemerintahan, seperti Bapak yang kini menjabat sebagai Kepala Departemen Agama Kabupaten Barru, dan yang menjadi Camat Soppeng Riaja. Ini membuktikan bahwa latihan karate tidak hanya membentuk fisik dan mental yang kuat, tetapi juga karakter kepemimpinan yang dibutuhkan dalam melayani masyarakat."
 
"Kami melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam hal kedisiplinan dan kepatuhan para santri, baik kepada pelatih maupun guru pembina. Mereka menjadi lebih fokus dalam latihan dan lebih menghormati aturan yang berlaku di pesantren. Kami juga memperhatikan bahwa tingkat kenakalan di antara para santri mulai berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa karate tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak mereka."

"Menurut data absensi, saat ini ada sekitar 200 santri yang aktif berlatih karate di Black Panther DDI Mangkoso, baik putra maupun putri. Latihan dibagi menjadi dua tempat, salah satunya di kampus Tonronge."

(Dokpri)
(Dokpri)

"Harapan saya, Black Panther akan terus eksis di DDI Mangkoso, bahkan hingga saya tidak lagi melatih di sini. Saya memiliki anak yang juga berlatih karate dan insya Allah akan meneruskan perjuangan saya di sini. Namun, saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa kelak akan muncul pelatih-pelatih baru dari kalangan santri sendiri. Bahkan, saya berharap suatu saat nanti, para santri ini akan membuka perguruan International Black Panther di daerah asal mereka masing-masing, sehingga karate Black Panther bisa tersebar di seluruh Indonesia."
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun