Mohon tunggu...
Fahrenno Asnawan
Fahrenno Asnawan Mohon Tunggu... -

All Right Reserved

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Keberadaan Pasar Tradisional di Tengah Kian Pesatnya Pasar Modern

2 Maret 2015   17:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:16 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar sering kita artikan sebagai tempat dimana barang kebutuhan sehari-hari diperjual-belikan. Tawar menawar seolah sudah menjadi kebiasaan ditengah kegiatan pasar. Pasar memang mempunyai peran penting bagi masyarakat di Indonesia. Baik dari segi ekonomi maupun segi sosial.

Pasar berperan penting dalam menentukan harga barang ekonomi. Pasar juga tempat dimana para penjual dan pembeli bisa saling berkomunikasi. Tanpa adanya pasar, masyarak akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul pasar modern yang sering kita sebut dengan supermarket ataupun minimarket.

Di dalam pasar modern, tidak ada kata-kata “Pase piro?” (Pasnya berapa?) alias tidak ada kegiatan tawar-menawar harga barang. Lantas bagaimana dengan keberadaan pasar tradisional ditengah maraknya keberadaan pasar modern?

Mayoritas masyarakat lebih memilih pasar modern dibandingkan dengan pasar tradisional. Mereka yang gila belanja memilih membelanjakan uangnya di pasar modern karena di pasar modern barang yang ditawarkan sangat bervariasi.

Selain itu, pengemasan barang yang lebih bersih, praktis dan efisien menjadi alasan mereka. Sering kali, pasar modern juga memberikan diskon untuk barang yang mereka jual. Hal inilah yang membuat banyak pasar modern mulai dibuka. Perlahan-lahan pasar tradisional mulai diabaikan.

Tetapi, tidak sepenuhnya pasar tradisional dilupakan. Di beberapa desa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak warganya yang memilih pasar tradisional sebagai tempat untuk membeli kebutuhan sehari-hari dibanding dengan pasar modern.

Mayoritas mata pencaharian masyarakat desa adalah bertani. Seperti di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, sebagian besar masyarakat lebih memilih pasar tradisional karena di pasar tradisional mereka dapat menjual hasil panennya maupun menukar hasil panennya dengan barang kebutuhan yang lain. Bayangkan saja jika mereka menukar hasil panennya di pasar modern. Beras ditukar dengan es krim, tentu saja akan terasa sulit.

Maka dari itu, keseimbangan keberadaan antara pasar modern dengan pasar tradisional sangat diperlukan supaya kita tidak terlalu terpengaruh dengan budaya modern dan kita juga tidak terlalu kuno dalam hal ekonomi. Pemerintah sudah seharusnya mengatur keberadaan kedua jenis pasar ini. Masyarakat juga harus selektif dalam hal memilih pasar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun