Hai pembaca setia Kompasiana, kembali lagi bersama kami yang akan memberikan fakta-fakta menarik seputar kesehatan nih. Kali ini kita akan membahas salah satu persepsi yang paling sering muncul di masyarakat, yaitu mengenai makanan cepat saji. Jadi sebenarnya makanan cepat saji ini sehat atau tidak ya bagi tubuh jika kita konsumsi?. Yuk, cari tau jawabannya setelah ini karena akan kita kumpas tuntas beberapa fakta pentingnya.
Apa Saja Fakta Penting Tentang Makanan Cepat Saji dalam Kesehatan Tubuh?
Seperti yang kita tahu bahwa zaman semakin berkembang diikuti oleh kemajuan teknologi dari berbagai sektor, salah satunya sektor produksi makanan. Sudah banyak peneliti yang berkolaborasi untuk menciptakan berbagai inovasi penyajian makanan agar semakin mudah digunakan oleh manusia. Salah satu inovasinya berupa penyajian makanan secara cepat dan instan tanpa memerlukan waktu yang lama. Ditambah lagi dengan bentuk dan porsi yang disesuaikan untuk sehari-hari.
Beberapa contoh makanan cepat saji seperti mie instan, burger, pizza, sushi, spaghetti, es krim, dan masih banyak lagi. Apakah kalian tahu readers, bahwa makanan cepat saji pastinya bertujuan untuk memudahkan pekerjaan makanan. Oleh karena itu, akan terdapat beberapa kandungan pengawet dan mengandung natrium tinggi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas makanan tersebut. Apakah makanan dan bahan-bahan tersebut aman untuk tubuh?, berikut penjelasan lengkapnya terkait apa saja dampak yang akan ditimbulkan jika dikonsumsi secara berlebihan.
1. Memicu Timbulnya Penyakit Kronis
Fakta pertama yang bisa kalian ketahui adalah dapat memicu timbulnya penyakit kronis loh. Kenapa bisa ya?, hal ini dikarenakan banyak makanan instan atau cepat saji yang mengandung gula, lemak, dan natrium tinggi. Jika kita lihat di kemasan makanan, maka tak jarang kita akan menemukan kandungan gula, lemak, ataupun natrium yang tinggi. Padahal menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), standar normal mengonsumsi gula sehari adalah 50 gram atau setara dengan 4 sdm. Sedangkan standar untuk mengonsumsi garam atau natrium sehari adalah maksimal 5 gram/1 sdt untuk orang dewasa lo.
Jika kita masih berlebih dalam mengonsumsi gula, lemak, dan natrium maka akan memicu bahkan menimbulkan beberapa penyakit kronis berkepanjangan. Seperti diabetes jika mengonsumsi gula berlebih, obesitas ketika mengonsumsi lemak berlebih, dan hipertensi jika mengonsumsi natrium tinggi. Kita semua pastinya tidak ingin hal tersebut terjadi ya, oleh karena itu yuk kita batasi konsumsi gula, lemak, dan natrium tinggi.
2. Menimbulkan Beberapa Masalah Pernapasan
Fakta kedua yang bisa kita ketahui adalah dapat menimbulkan beberapa masalah pernapasan seperti sesak, napas tak beraturan, bahkan detak jantung berhenti loh. Hal ini dikarenakan oleh salah satu penyebab yang sudah disinggung pada poin sebelumnya ya. Yaitu ketika kita terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji, maka akan terdapat kelebihan kalori yang tidak wajar.Â
Padahal setiap kategori umur berdasarkan jenis kelamin seudah terdapat standar normal jumlah kalori dalam sehari ya. Jika kita terlalu banyak memakan makanan instan tanpa mementingkan kandungan gizinya, maka akan terjadi penumpukan kalori, lemak, gula, dan zat gizi lain. Hal tersebut akan memicu obesitas berat dan lemak akan memenuhi permukaan alat vital seperti jantung.
Ketika jantung yang berfungsi sebagai penyebar oksigen atau pengatur pernafasan manusia terhambat oleh lemak, maka sistem pernafasan juga akan terganggu. Hal ini pastinya cukup berbahaya ya, karena dapat menimbulkan sesak nafas bahkan sampai kematian.Â
3. Masalah Gigi dan Tulang
Fakta ketiga yang bisa kalian ketahui adalah makanan cepat saji bisa membuat gigi keropos dan masalah pada tulang loh. Kita sudah mengetahui bahwa makanan instan atau cepat saji mengandung tinggi gula. Hal tersebutlah yang dapat memicu gigi keropos karena gula dapat memicu keasaman pada mulut dan gigi.Â
Makanan cepat saji juga dapat memicu masalah tulang karena ketika kita mengalami obesitas maka kepadatan tulang akan terganggu karena tidak sesuai dengan massa tubuh. Hal tersebut dapat memicu tulang keropos sampai yang paling parah patah tulang ya. Oleh karena itu, pentingnya mengurangi konsumsi gula dan mengimbangi dengan konsumsi zat gizi seperti kalsium untuk kepadatan tulang dan gigi.