Mohon tunggu...
Asna Umi Rohmah
Asna Umi Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shiddiq Jember, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam

Tugas Mata Kuliah Terjemah Al-qur'an

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjemah Al Quran dengan Menggunakan Metode An-nashr dan Prakteknya

21 Oktober 2021   22:37 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Terjemah Al-qur'an 

Secara harfiah dapat kita ketahui bahwa "terjemah" yaitu menyalin ataupun memindahkan suatu pembicaraan dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain, atau secara singkatnya yaitu mengalih-bahasakan. Dalam bahasa Arab terjemahan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengartikan atau mentranslate satu bahasa ke bahasa yang lainnya, tujuan mengartikan bahasa itu supaya dapat difahami oleh orang lain yang tidak tau mengenai bahasa secara asli.

Jadi dapat difahami bahwa terjemah merupakan menyalin bahasa asli atau mengalih-bahasakan dan juga memberikan suatu penjelasan kepada orang lain supaya orang itu faham maupun juga mengerti bahasanya yang asli. Misalnya saja contohnya yaitu buku berbahasa Arab ataupun buku bahasa Inggris yang diartikan kedalam bahasa Indonesia, begitupun kebalikannya, bukubuku bahasa Indonesia yang diartikan ataupun diganti bahasa-kan kedalam bhs Inggris atau bhs arab dan lain sebagainya. Dapat dipahami dari contoh kedua buku itu bahwa buku tersebut juga sama-sama membutuhkan artian supaya orang yang membaca buku juga mengerti maksudnya.

Al Qur'an secara etimologi berasal dari bahasa Arab "qara'a-yaqrau- Qur'anan" yang merupakan bentuk kata masdar yang memiliki arti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagian dunia dan juga akhirat.

Menurut Subhi As-Shaleh, Al- Qur'an adalah kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad Saw yang diturunkan melalui perantara malaikat jibril yang ditulis didalam mushaf dan diturunkan secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah. 

Sedangkan menurut Ali As-Shabuni Al-qur'an adalah firman allah yang diturunkan kepada nabi muhammad saw disampaikan melalui atau lewat malaikat Jibril yang dalam bentuk mushaf-mushaf yang diawali dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An- Nas.  Dalam membaca Al-qur'an kita juga tidak boleh asal-asalan membaca saja, tetapi juha harus memperhatikan dari makhroj bacaan, sifatul huruf, dan yang paling penting juga belajar ilmu tajwidnya.

Dapat diambil kesimpulan bahawa Al-quran itu adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaramalaikat Jibril, diawali dengan surat Al-Fatikhah dan diakhiri dengan surat An-nas, al- quran ini menjadi pegangan untuk umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat kelak dan bagi yang membacanya juga harus memperhatikan harokat dalam bacaan alquran, panjang pendeknya bacaan juga sangat diperhatikan karena ketika membaca alqur'an bernilai ibadah.

B. Sejarah Metode An-nashr 

Muhammad Taufik, beliau merupakan orang yang pertama kali dalam menemukan metode An-nashr. Beliau berasal dari salah satu dusun di Kabupaten Malang, lebih tepatnya di dusun Patuk Desa Sukolilo kecamatan Wajak. Metode an-nashr ini memberikan suatu keringanan terhadap orang yang bukan berasal dari arab langsung, supaya mereka dapat mengartikan dan mencerna ataupun mengerti makna yang ada dalam Alqur'an.

Metode an-nashr mulai dirancang pada tahun 1999, dan di tahun 2005 mulai mengadakan uji percobaan terhadap tujuh peserta didik yang memiliki berbagai macam usia mulai dari usia 5 sampai 16 tahun. Percobaan pada peserta didik ini dilakukan pada waktu pagi dan petang (entah itu sore atau magrib), dan untuk hasilnya ini diketahui jika anak-anak sudah mempelajari selama 5 tahun. Hasil yang mereka dapatkan jika sudah belajar selama 5 tahun ialah bahwa peserta didik tersebut sudah dapat mengartikan daftar
kata (kosa kata) yang ada dalam Al-qur'an dan juga dapat mengartikan bacaan Al-qur'an yang sudah dibaca oleh orang lain.

C. Pengertian Metode An-nashr 

Metode berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata "Meta" dan "Hodos" yang berarti cara atau rencana untuk melakukan sesuatu. Metode merupakan cara yang teratur dan berfikir untuk mencapai suatu maksud. Metode ini diwujudkan dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian supaya peserta didik bisa menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat diterima dengan baik.

Jadi dapat difahami bahwa seorang guru  tentunya membutuhkan pengetahuan tentang metode pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik, karena berhasil tidaknya belajar siswa sebenarnya tergantung pada apakah metode pengajaran yang digunakan oleh guru sudah tepat atau belum. Metode merupakan suatu cara untuk melakukan bahan ajar supaya dalam kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan begitu, bahan pelajaran yang diberikan tanpa adanya perhatian dalam penggunaan metode guru itu akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan pengajaran.

An-nashr memiliki arti pertolongan, dengan arti tersebut diharapkan dengan adanya proses pembelajaran terjemah Al-qur'an selalu mendapat pertolongan dari Allah SWT. Nama An-nashr merupakan harapan akan datangnya pertolongan dari Allah SWT dan kemenangan bagi umat islam atas para musuhnya. Adanya berbondong-bondong umat untuk masukdalam agama islam secarakaffah, diampuninya dosa dan kesalahan,

sebagaimana hal itu terdapat dalam surat An-Nashr. Bahwasanya seorang peserta didik dengan adanya belajar menerjemah dan juga memahami Al-qur'an dengan menggunakan metode An-nashr ini mereka akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dan juga mendapatkan kemenangan yang selama ini telah dipelajari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode an-nashr merupakan suatu metode atau cara yang dilakukan oleh seorang guru maupun pendidik yang diberikan kepada peserta didiknya dalam menghafal maupun mengartikan (menerjemah) Al-qur'an dari daftar kata yang sudah disediakan dengan cara yang sederhana. 

Dengan adanya metode an-nahr ini ketika belajar mengartikan semakin lama anak-anak akan semakin mudah karena sudah terbiasa dalam pembelajaran metode an-nashr tersebut.

D. Tahapan-tahapan Metode An-nashr 

Langkah-langkah atau tahapan dalam mengartikan Al-qur'an dengan menggunakan metode an-nashr ini didahului dengan materi yang ada di juz 30, kemudian jika juz 30 sudah dipelajari lalu dilanjutkan pada juz 29 pada Al-qur'an. Kedua juz terakhir dalam Al- qur'an ini dipilih karena sebagai juz yang memiliki isi kandungan terkait akidah, tidak hanya itu saja kedua juz terakhir dalam Al-qur'an ini juga secara umum ayat nya pendek- pendek. 

Ada beberapa pola yang beragam digunakan dalam metode an-nashr yaitu : 4-3-2-1 yaitu pola yang akan digunakan oleh peserta didik yang berumur 7-12 tahun. Sedangkan 3-3-2-1 yaitu pola yang digunakan oleh peserta didik yang berusia 12-15 tahun ke atas.

Adapaun teknik yang diberikan kepada muridnya supaya peserta didik itu tetap menjaga hafalannya, maka perlu adanya tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang dilakukan setelah 12 kali pertemuan, maka materi yang sudah selesai dipelajari perlu adanya pengulangan kembali sampai peserta didik semakin kuat hafalannya.
2. Kemudian setelah pembelajaran selama 28 kali tatap muka atau selama satu bulan pembelajaran maka peserta didik dapat mengulangi semua hafalannya.
3. Apabila sudah selesai peserta didik bisa mengulangi materi hafalan entah itu surat
ataupun ayat-ayat Al-qur'an yang masih memiliki tingkat kelemahan dalam menghafalkannya ataupun juga peserta didik bisa melihat tulisan atau catatannya kembali.

Jadi pada tahapan ini peserta didik yang belum lancar dalan menghafal ayat Al- qur'an maupun juga surat yang lainnya mereka bisa melihat catatannya kembali selama pembelajaran berlangsung yang sudah diajarkan oleh pendidik, tujuan melihat catatan ulang supaya peserta didik mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, apabila terdapat kesalahan maka peserta didik perlu memperhatikan lagi tulisannya apabila sudah benar tetap juga menghafal supaya tidak terjadi kesalahan lagi, tidak hanya itu saja peserta didik melakukan pengulangan dalam melihat catatan supaya lebih berhati-hati lagi dalam
menghafal, menerjemahkan maupun penulisan ayat Al-qur'an supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan dan maksimal bagi peserta didik.

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode An-nashr 

Metode an-nashr ini mempunyai kelebihan yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik diantaranya yaitu :
1. Menerjemahkan arti per-kata
2. Menerjemahkan arti per-ayat
3. Menerjemahkan dengan waktu yang lebih cepat
4. Mampu menerjemahkan bacaan ayat Al-qur'an yang sedang dibaca oleh orang secara langsung maupun juga menerjemahkan ayat Al-qur'an yang dibaca oleh seseorang melalui audio.
5. Dapat membedakan arti kata yang sama pada tempat yang berbeda.

Sebelum belajar menerjemahkan Al-qur'an ada beberapa norma serta adab yang perlu diperhatikan oleh peserta didik diantaranya yaitu:
1. Peserta didik diharapkan mengambil air wudhu terlebih dahulu karena mereka akan belajar Al-qur'an. Dan sebelum memulai pembelajaran membaca doa, supaya materi pelajaran yang sudah kita pelajari ilmunya dapat kita serap, dan tentunya diberikan kemudahan dan kelancaran dalam belajar.
2. Pakaian yang digunakan harus suci dan bersih. Bagi peserta didik laki-laki memakai kopyah, sedangkan peserta didik perempuan memakai jilbab.
3. Saat pembelajaran tidak lupa dengan membawa buku metode an-nashr serta buku tersebut di taruh ditempat yang mulia karena buku metode an-nashr berisikan ayat- ayat suci Al-qur'an.
4. Ketika pembelajaran berlangsung peserta didik harus mentaati segala perintah dari gurunya.
5. Apabila peserta didik masih kebingungan atau belum faham terkait materi yang sudah disampaikan oleh guru langsung menanyakannya.
6. Bagi peserta didik perempuan yang sedang haid atau berhalangan diperbolehkan untuk menghafalkan kosa kata dan artinya.

Selain kelebihan dan norma serta adab yang sudah dijelaskan, terdapat satu kekurangan pada metode an-nashr yakni terletak pada pola pembelajaran peserta didik yang berusia 15 tahun ke atas bisa dikatakan pada kalangan dewasa ataupun orang tua. 

Apabila metode an-nashr diberikan pada peserta didik yang berusia 15 tahun keatas dikatakan kurang efektif. Karenapola pembelajaran terjemah Al-qur'an dengan metode an-nashr ini lebih menekankan kepada teknik hafalan yang dilakukan dengan mengulang kata maupun lafadz ayat disertai dengan artinya secara terus-menerus. 

Sedangkan bagi peserta didik yang sudah berumur dewasa hal yang seperti ini akan monoton sama saja mereka akan mengulang-ulang karena tingkat yang dimiliki dalam berhafalan sudah mulai menurun, jadi peserta didik yang sudah dewasa mungkin akan merasa kesulitan.

F. Contoh Metode An-nashr 

Dalam contoh pembelajaran terjemah Al-Qur'an ini diambil dari juz 30 yakni pada surat yang paling terakhir dalam Al-Qur'an yaitu surat An-Nas, akan tetapi dalam sebuah pembelajaran ini diberikan kepada peserta didik ketika sudah mempelajari dari surat Al- Fatikhah dan doa sesudah shalat, sedangkan pada pola terjemahannya disesuaikan dengan umur anak-anak yang mengikuti pembelajaran tersebut.

Jadi pada pembelajaran terjemah Al-Qur'an dengan menggunakan metode An-nashr ini peserta didik diberikan contoh terkait surat pendek yaitu surat An-nas, namun sebelum surat an-nas ini diberikan anak didik disini harus sudah dipelajari materi mengenai surat Al-Fatikhah dan juga doa sesudah shalat. 

Karena ketika seseorang akan melaksanakan shalat ia harus sudah tau terlebih dahulu bacaan dari surat Al-fatikhah itu seperti apa, supaya shalatnya juga sah. 

Dan setelah peserta didik tau maka dilanjutkan dengan surat pendek yang lain misalnya yaitu surat an-Nas. Peserta didik menghafalkan secara perkata dan artinya, kemudian jika mereka sudah bisa dilanjutkan dengan menghafalkan secara perayat atau secara keseluruhan dari surat an-Nas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun