Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2, Nilai Dan Peran Guru Penggerak
oleh Asnaf Humaidi,Â
Assalamu’alaikum, salam dan bahagia. Guru penggerak memiliki lima nilai yang melekat pada diri mereka. Lima nilai ini menjadi pondasi, menjadi acuan yang menuntun setiap gerak langkah. Semua aktifitas guru penggerak menggarah pada ketercapaian lima nilai tersebut. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai berpihak pada murid, nilai mandiri,  nilai reflektif , nilai kolaboratif, dan nilai inovatif.
Pertama, nilai berpihak pada murid. Murid menjadi pusat pembelajaran. Murid menjadi target utama. Semua kegiatan diarahkan untuk mengembangkan kodrat murid. Perencanaan yang dibuat oleh guru diawali dengan mengajukan pertanyaan apakah rencana ini berdampak baik pada pengembangan potensi murid? Apakah kegiatan ini berdampak baik pada karakter murid? Apakah siswa nyaman dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan? dan sejumlah pertanyaan lainnya.
Yang saya lakukan untuk mewujudkan nilai berpihak pada murid antara lain: menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan menerapkan belajar siswa aktif. Pembelajaran dengan menjadikan siswa sebagai subyek atau pelaku dalam proses pembelajaran. Sebagai guru saya berperan sebagai fasilitator. Belajar dengan menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran, menjadikan siswa aktif menggunakan waktu, energi dan fikiran serta semua potensi yang dimiliki. Belajar berkelompok secara tidak langsung melatih siswa membagun relasi dengan orang lain, belajar bekerja sama dengan pihak lain, serta belajar memahami karakter diri dan orang lain serta belajar menerima perbedaan, kelebihan dan kelemahan diri dan orang lain.
Kedua, nilai mandiri. Guru penggerak secara mandiri atau berkolaborasi memampukan diri untuk menghadapi persoalan dilingkungannya. Guru penggerak selalu belajar untuk mengembangkan potensi diri. Sebagai seorang model, guru penggerak perlu menguasai lima keilmuan sebagaimana yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yakni llmu hidup batin (ilmu psikologis), ilmu hidup jasmani (ilmu fisiologis), ilmu kesopanan (ilmu etika), ilmu keindahan (ilmu estetika) serta ilmu pendidikan (ilmu pedagogis). Kemandirian guru akan mendukung pada ketercapaian nilai bermusat pada murid.
Yang saya lakukan untuk mewujudkan nilai mandiri antara lain mengikuti pelatihan mandiri di Platform merdeka mengajar, mengikuti seminar/webinar, berdiskusi dengan teman, serta secara mandiri membaca buku atau literatur lain.
Ketiga, nilai reflektif. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Guru penggerak senantiasa menjadikan pengalaman sebagai pelajaran yang membangun kebaikan di masa mendatang. Guru penggerak memanfaatkan peristiwa masa lalu sebagai laboratorium untuk memilah mana yang potensial buruk untuk diperbaiki atau dibuang, mana yang potensial baik untuk dikembangkan. Kegiatan di laboratorium dilakukan terus menerus dalam rangka menemukan formula terbaik yang senantiasa mengalami perubahan. Guru penggerak melakukan refleksi terhadap kegiatan sendiri, refleksi pada kegiatan siswa atau melakukan refleksi pada kegiatan teman sejawat. Refleksi terus dilakukan hingga menjadikan refleksi sebagai suatu kebiasaan. Refleksi yang dilakukan guru akan mendukung keterwujudan nilai berpihak pada siswa.