"Oh, aku tahu. Paulo Coelho dalam The Alchemist. Kau tahu? Aku sudah dua kali membaca novel itu"
"Dan, aku mencintaimu, Ra..."
Lelaki itu menatap dalam-dalam mata si perempuan yang dipanggil Ra. Bahkan aku bisa melihat kejujuran dari matanya. Sebab mata tak pernah mampu berbohong. Aku menantikan tanggapan perempuan itu.
"Ah, besok kau juga bakal lupa kalimat itu, San" jawab perempuan itu.
"Kau akan bosan denganku. Apalagi jika kita pacaran, setiap hari aku akan mengirimimu pesan, aku akan mengajakmu lebih sering jalan bareng. Dan kau akan mulai mengeluh hingga menyesal menjadikan aku pacarmu. Hahaha..." lanjut perempuan itu.
Lelaki itu terdiam, sepertinya dia terkejut dengan jawaban si perempuan.
"Baiklah, mari antar aku pulang. Aku khawatir kau akan semakin mencintaiku jika berlama-lama denganku", ucap perempuan itu sambil tertawa.
Lalu, mereka berdua pergi, si lelaki masih terdiam. Tapi aku tahu dia telah patah hati.
Bangku pojok kiri, senja hari.
"Kau tahu? Aku mau dijodohkan dengan seorang lelaki. Katanya, aku tak perlu pilih-pilih lagi, asal dia mampu membimbing ke jalan yang benar, sudah, terima saja."
"Aku nggak tahu, apakah selama ini aku terlihat seperti perempuan yang tersesat hingga perlu dibimbing segala?"