Kota Makassar merupakan sebuah kota yang tak hanya dipenuhi bangunan pusat perbelanjaan atau mall, perumahan, gedung bertingkat, polusi udara, kemacetan lalu lintas, atau pemukiman padat penduduk. Sebagai salah satu kota terbesar, Makassar juga mempunyai wilayah yang berupa pulau-pulau eksotis.Â
Ada Pulau Lae-Lae, Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Kodingareng Keke Besar, Pulau Lanjukang, dan pulau lainnya.
Ada 2 pulau yang beberapa kali sempat saya kunjungi, ialah Pulau Samalona dan Pulau Kodingareng Keke. Transportasi yang digunakan untuk mencapai kedua pulau tersebut bisa dengan mudah ditemui di dermaga yang ada.Â
Ada tukang kapal yang menawarkan kapalnya on the spot, mulai dari kapal kayu sederhana, kapal yang sedikit fancy, sampai pinisi. Harga sewa kapal mulai dari ratusan hingga puluhan juta. Tergantung isi kantong anda, calon penumpang.
Waktu yang dibutuhkan dari dermaga menuju Pulau Samalona sekitar 15 menit, sedangkan untuk menuju Pulau Kodingareng Keke dibutuhkan waktu sekitar 30 menit.Â
Biasanya saya berangkat dari dermaga sekitar pukul 08.00 WITA, dan kapal bisa disewa seharian untuk menjelajahi 2 pulau tersebut, hingga bisa menunggu untuk melihat indahnya matahari terbenam.Â
Pulau Samalona sudah berpenghuni. Penduduk setempat juga menyediakan penginapan dengan harga per malamnya berkisar 500 ribu rupiah untuk penginapan 2 kamar dan 800 ribu rupiah untuk penginapan dengan 4 kamar.
Selain penginapan, penduduk setempat juga menyediakan alat snorkelling untuk disewakan jika pengunjung tak mempunyai atau tak membawa perlengkapan snorkelling.Â
Saya pernah mencoba snorkelling di Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona. Pemandangan bawah lautnya lumayan indah. Ada beberapa jenis ikan, karang, nemo, bintang laut, dan jenis makhluk bawah laut lainnya.
Pulau Kodingareng Keke merupakan pulau tak berpenghuni. Pengunjung datang biasanya untuk camping ria bersama teman atau keluarga, menikmati pemandangan bawah laut dengan diving atau snorkelling, atau hanya sekedar main air. Hanya ada sebuah bangunan di pulau ini.
Pantai di pulau ini mempunyai warna air yang sangat menggoda mata. Setiap melihatnya rasanya ingin berlama-lama menatap dan berat untuk meninggalkan pulau ini. Sudah beberapa kali saya mengunjungi Pulau Kodingareng Keke, tapi rasanya daya pikatnya tak pernah habis.
Betapa asyiknya bisa mengunjungi pulau indah ini yang jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari daratan kota. Apalagi jika sewa kapal bersama teman atau keluarga untuk menghilangkan rasa jenuh dari kesibukan pekerjaan atau juga kehidupan yang terasa melelahkan.
Anda bisa sekadar memandangi birunya laut, santai sembari merasakan hembusan angin, menikmati bawah laut dengan snorkelling atau mencoba scuba diving. Terkadang di pulau ini ada yang menjual ikan segar yang dibakar di tempat. Patut dicoba.
Saya pernah diajak teman saya melihat pemandangan bawah laut dari dekat. Merasakan bagaimana rasanya tubuh jika di bawah tekanan. Saya tak mahir berenang, namun ketika teman saya mengajak untuk mencoba scuba diving di Pulau Samalona, saya tak kuasa untuk menolaknya. Apalagi teman saya sudah punya lisensi untuk menyelam tentunya dan juga sudah punya lisensi untuk mengajar.
Akhirnya saya mengiyakan ajakannya, terlebih saya sudah merasa butuh keluar dari kamar indekos setelah selama 4 bulan seluruh aktivitas saya dilakukan di kamar indekos. Mulai dari bekerja, makan, olahraga, tidur, sampai melamun. Waktu itu saya benar-benar physical dan social distancing, tak pernah beranjak keluar dari pagar indekos. Kebutuhan sehari-hari dibeli dengan cara online.Â
Saya menenggelamkan diri dengan membaca buku-buku. Pandemi Covid-19 memang terasa sekali dalam kehidupan anak rantau seperti saya. Teman-teman saya heran karena selama 4 bulan saya benar-benar tak pernah keluar pagar indekos, padahal biasanya sudah melancong ke sana ke mari.
Ketika pertama kali memutuskan keluar, menginjakkan kaki dari indekos, saya pergi mencoba scuba diving di Pulau Samalona. Pagi itu saya bersama beberapa teman berangkat menuju Pulau Samalona dari dermaga Popsa. Peralatan untuk scuba diving sudah disiapkan oleh teman saya. Saya hanya bawa diri dan tentu memakai baju renang agar tak ribet saat main air.
Bayangkan saja bagaimana mata ini berkejap-kejap melihat lautan setelah selama 4 bulan yang dilihat hanya langit dan pohon mangga tetangga yang tampak dari jendela kamar. Aroma laut, percikan air, benar-benar terasa sangat mengobati rindu bepergian.Â
Sebelum melakukan scuba diving, teman saya meminta saya pemanasan dengan snorkelling terlebih dahulu. Mata saya langsung dimanjakan dengan pemandangan bawah laut yang mempesona. Sembari menunggu giliran saya untuk menyelam, saya dikasih tahu fungsi setiap alat, apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama menyelam.
Bagi saya yang tak pandai berenang, sebenarnya saya agak takut buat mencoba scuba diving. Tapi saya juga merasa sangat excited. Toh, teman saya bakal mengekor saat di bawah sana nanti.Â
Giliran saya pun tiba. Setelah memasang peralatan tempur, saya tak lupa diajari cara ekualisasi saat menyelam agar telinga kita tak merasakan sakit jika tekanan bertambah.
Saya menceburkan diri dalam air dengan teknik back roll. Sebelum mencebur ke dalam air, saya ingat pesan salah satu teman di kapal, katanya, "apapun yang terjadi di bawah sana nanti, selang oksigen jangan sampai lepas".Â
Pesan itulah yang saya ingat. Saat back roll satu tangan memang harus memegang selang agar tak lepas, sedang tangan yang lain memegang mask agar tidak geser pas jatuh ke air.
Saya tak menyentuh peralatan sama sekali, sebab ada teman saya yang mengoperasikannya dengan aman. Saya tinggal mengikuti instruksi sang master melalui gerakan tangan. Kami berkomunikasi dengan kode-kode untuk mengetahui apakah selang oksigen berfungsi dengan baik, apakah merasa nyaman atau ingin naik ke atas.
Saya merasa takjub melihat pemandangan bawah laut dari jarak amat dekat. Mata saya berasa tak berkedip. Selama saya menikmati yang ada di depan mata, teman saya sibuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik. Saya dijaga seperti orang tua yang mengantar anaknya saat baru pertama masuk sekolah PAUD. Ada juga teman lain yang mengambil dokumentasi.
Saya bahagia bertemu dengan nemo dan anemone laut. Saya bahagia melihat ikan berkeliaran manja. Sayang sungguh sayang, banyak karang yang rusak akibat bom yang digunakan untuk mencari ikan, barangkali.
Karang rusak menjadi bangkai. Sangat disayangkan melihat pemandangan ini. Akankah anak-cucu kita kelak hanya bisa mendengar cerita tentang keindahan laut negeri ini? Semoga tak demikian!
Selain snorkeling, scuba diving, baru-baru ini saya mencoba main jetski. Harga sewa jetski beragam sesuai dengan jarak dan berapa lama mau disewa. Saya mencoba rute dari dermaga Popsa menuju Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona.Â
Setelah guide menunjukkan tombol start, gas, dan rem, saya membawa jetski dari dermaga Popsa menuju Pulau Kodingareng Keke dengan didampingi guide yang duduk manis di belakang saya.
Jika naik kapal, waktu tempuh sekitar 30 menit, namun, dengan jetski kira-kira hanya butuh waktu sekitar 20 menit bagi newbie seperti saya. Saya masih ragu ketika pertama kali menekan gas. Takut menabrak orang atau kapal yang melintas. Saat ada ombak, rasanya adrenalin terpacu lebih, sehingga kesenangan pun berlipat.
Sesampainya di Pulau Kodingareng Keke, saya diajak main jetski level pro oleh guidenya. Saya duduk manis di belakang kemudi. Ternyata tak ada yang namanya duduk manis, saya diajak ngepot sampai terpental-pental dan akhirnya terlempar dari jetski. Untung pakai pelampung dan memang harus pakai pelampung demi keamanan.Â
Saat muncul dari air, mulut dan hidung saya kemasukan air, namun keseruannya justru di situ. Serunya saat tekan gas lalu langsung belokkan jetski. Rasanya badan seperti diombang-ambingkan oleh kecepatan. Tentu saja lebih menyenangkan daripada diombang-ambingkan oleh ketidakpastian.... :D
Tak pernah salah, memacu adrenalin adalah kegiatan yang menyenangkan. Capek yang membahagiakan. Setelah puas bermain di Pulau Kodingareng Keke yang tak terlalu ramai seperti Pulau Samalona, saya minta guide membawa jetski agar bisa bermain-main kembali saat menuju Pulau Samalona untuk makan siang.Â
Ternyata main jetski membuat lapar dan hidangan ikan bakar pun terasa sangat nikmat apalagi makannya sambil melihat pemandangan di Pulau Samalona yang bening.
Bermain jetski ke Pulau Kodingareng Keke dan Pulau Samalona sangat menarik, sebab selain dapat serunya, juga dapat keindahan lautnya yang masih bersih. Sampah tak banyak sehingga aman untuk jetski.Â
Setelah puas main ke dua pulau tersebut, saya minta guide untuk berkeliling ke kawasan wisata Pantai Losari dan berakhirlah perjalanan seru, menegangkan, juga membahagiakan.
Jika bermain ke kedua pulau ini, jangan lupa membawa bekal, juga pakai sunblock tentunya untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang luar biasa menyengat.Â
Kalau ingin agak teduh, mungkin bermain jetski saat menjelang sore hari bisa jadi pilihan. Menikmati senja yang indah dan ombak yang tentunya lebih besar dari saat siang hari.
Selamat mencoba, semoga bahagia.... :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H