Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebab Ia Tahu Jika Rindu Akan Membunuh dengan Perlahan

9 April 2020   21:25 Diperbarui: 10 April 2020   06:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di Pulau Tinabo (dokpri)

Sewaktu matahari berangsur ke barat, dilihatnya langit warna merah telentang penuh hasrat. Ia pernah menyaksikan langit serupa itu pada almanak kelima. Sungguh indah. Namun, Ia sudah terlalu lelah untuk melihat matanya mengalirkan darah tanpa warna. Tangannya gemetar, jemarinya menghitam sewarna tanah. Ia meletakkan sekotak rindu yang masih hangat, menguburnya bersama kenangan yang menghujat. Lalu di atas gundukan tanah yang masih basah, ia taburkan kelopak-kelopak mawar putih dan merah, ditambah sekuntum kamboja yang Ia pungut sewaktu langit mulai mendesah. Begitulah, Ia berharap kedamaian setelahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun