Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sepenggal Cerita tentang AIMI dan Ayah Pejuang ASI

28 Mei 2019   12:24 Diperbarui: 28 Mei 2019   12:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas ayah ASI di Lombok | dokpri

Setelah merintis AIMI Sumut, dengan memanfaatkan sosial media mendorong kemunculan berbagai komunitas lokal cikal bakal AIMI, seperti; Kepri peduli ASI yang berhasil menjadi AIMI Kepri, Aceh peduli ASI (masih berbentuk komunitas), Sumbar peduli ASI yang berhasil menjadi AIMI Sumbar, Bengkulu peduli ASI, dan berbagai komunitas lokal untuk daerah Sumut bersama AIMI Sumut.

Menurut om Hery bergabung bersama AIMI adalah sebuah takdir disamping karena pekerjaan yang biasa digeluti sejak lama seputar KIA, gizi balita, dan pemberdayaan masyarakat. "AIMI dapat menjadi sarana untuk meneruskan semangat sosial meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI dan mendukung praktek pemberian ASI yang benar dengan menggerakkan potensi para ibu dan semua pihak yang mempunyai tujuan sama," imbuh om Herry.

Isu tentang ASI tidak hanya seperti wacana perkuliahan saja, bahwa ASI eklusif adalah pemberian ASI hingga 6 bulan pertama kehidupan tanpa pemberian makanan atau minuman lain kecuali obat. Ada beberapa persoalan yang perlu dicarikan solusi di tengah kebingungan masyarakat. Misalnya, cara membantu ibu menyusui dengan kondisi payudara yang bengkak bahkan mastitis (peradangan pada jaringan payudara) pemicu demam yang membuat ibu merasa kesakitan. 

Selain itu, misalnya cara mengatasi puting lecet selama proses menyusui agar tidak berakhir dengan pemberian susu formula, cara menyusui dengan kondisi tounge-tie (kelainan kongenital pada lidah bayi) yang kebanyakan ibu tidak menyadari bahwa hal ini merupakan faktor penyulit fisiologis. Ada pula cara merespon sakit kuning atau jaundice pada bayi baru lahir yang seringkali membuat ibu panik dan petugas kesehatan dengan mudahnya menyarankan pemberian susu formula yang tidak tepat (PP 33/2012). Banyak sekali alasan yang melatarbelakangi AIMI menjadi sarana yang tepat untuk tetap bisa membantu.

Selama bergabung bersama AIMI, om Hery mengaku banyak hal menarik yang dialaminya. Om Hery menjadi the one and only bapak yang secara nasional selama 5 tahun fokus dan mengembangkan keorganisasian di AIMI sebagai pengurus dan konselor menyusui. Hingga akhirnya sekarang ada 3-4 orang kaum bapak yang menjadi pengurus AIMI. 

Selain itu, selama menjadi konselor menyusui, terkadang ibu-ibu tidak siap jika yang membantu adalah seorang pria. Beberapa kesempatan karena ketiadaan konselor wanita di daerah setempat, om Hery harus berkolaborasi dengan istrinya untuk mengidentifikasi posisi dan perlekatan bayi ke payudara ibu saat menyusui untuk memastikan letak masalah. "Jadi, istri saya yang bagian melakukan identifikasi, saya yang mengarahkan bagian apa saja yang harus diperiksa tanpa melihat payudara si ibu, ganjil memang, tapi itu yang bisa dilakukan agar tetap bisa membantu," tambah om Hery.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun