Konon mie Atep ini resepnya berasal dari leluhur keluarga nyonya Atep yang terjaga sampai sekarang. Saat makan di tempat ini, kami bakal bisa menyaksikan pembuatan seporsi mie Atep secara langsung.
Dinding di tempat makan mie Atep nampak dipenuhi dengan foto beberapa artis yang sempat mencicipi kuliner khas Belitung ini. Mie Atep sering disebut dengan mie artis, apalagi karena saya mampir juga untuk mencicipinya.Â
Ehhh... Seporsi mie Atep dan segelas es jeruk kunci kalau tidak salah harganya sekitar Rp 23.000 saja. Yah, saya rekomendasikan kalian mencoba mie Atep kalau berkunjung ke Belitung nanti dan jangan mencari foto saya di dinding warung karena dijamin tidak ada. Hahaha...
Selesai menyantap mie Atep, kami menuju warung kopi legendaris di Tanjung Pandan, ialah kopi "Kong Djie" since 1943. Kedai kopi ini menyajikan minuman kopi dan beberapa minuman lainnya seperti coklat serta cemilan seperti singkong goreng, pisang goreng, dan roti bakar. Saya memesan segelas kopi hitam atau kopi "o". Mereka menyajikan segelas kopi hitam, gelas lain berisi gula pasir yang bisa ditambahkan sesuai selera.Â
Teman saya memesan kopi susu. Kalau di Jawa biasanya segelas kopi dan susu langsung dicampur, kalau di kedai ini kopi dan susu kentalnya dipisah. Tidak tanggung-tanggung, sekaleng susu yang disajikan di meja bersama segelas kopi. Susunya bisa dituang sesuai selera. Pemiliknya nggak takut bangkrut ya?
Tanpa terasa, malam semakin larut dan saya bersama teman saya yang jalan tadi pulang ke hotel naik taksi online karena sudah tak kuasa jika harus jalan kaki.
Selain mie Atep, Gangan adalah makanan khas Pulau Belitung lainnya yang sempat saya cicipi. Gangan adalah semacam sup ikan yang kuahnya kuning dan rasanya asam juga sedikit pedas. Rasanya segar di lidah dan bikin nagih. Kuah kuning sup ini berasal dari warna alami kunyit. Sajian ini sejenak mirip gulai ikan, tapi gangan dimasak tanpa santan sehingga lebih ringan kalau menurut saya.
Bukan hanya di Palembang yang punya pempek lezat. Pempek di Belitung juga layak dicoba. Rasa ikan lautnya nendang di lidah saya. Cukonya berasa sedikit manis. Namun, sepertinya makanan di sini rasanya ada manis-manisnya gitu...:D Inilah salah satu pempek yang saya coba waktu itu.
Saya menikmati perjalanan menuju dermaga dengan melihat pemandangan sekitar yang masih hijau dan belum padat penduduk. Jalanan agak berkelok dan naik-turun. Rumah penduduk banyak yang atapnya masih menggunakan seng. Kata pemandu tour, Belitung adalah pulau yang aman dan minim kriminal. Â Jika parkir motor di depan rumah sekali pun, maka motor tersebut akan tetap aman di tempatnya.
Sampailah kami di pantai Tanjung Kelayang, kami akan melanjutkan perjalanan mengarungi laut menuju Pulau Batu Belayar. Beberapa kapal nampak bersandar di pinggir pantai Tanjung Kelayang.
Kapal-kapal itu siap mengangkut penumpang yang ingin menyeberangi pulau. Menurut informasi yang saya dapatkan, dermaga Tanjung Kelayang ramai dikunjungi oleh wisatawan pada hari libur. Harga sewa satu buah kapal sekitar 800 ribu dan muat untuk 30 orang. Saya lupa tidak bertanya rute perjalanan yang akan dilalui dengan harga itu.