"Berbisik pun jangan"
Pesan sang Raja undur-undur, kepada pembuat undang-undang, agar sesegera mungkin membuat undang-undang yang isinya "undur-undur dilarang berjalan mundur".
Kalau tidak memungkinkan.membuat undang-undang baru. Tafsirkan saja undang-undang yang sudah ada, asal maksud sang Raja terkabul. Tanpa alasan.
Raja undur-undur di negeri undur-undur memerintahkan pembuat, membuat undang-undang sesuai keinginannya.
Sang Raja, tersenyum, ia tahu, tidak akan ada yang berani menolak, bahkan memperlambat. Karena takut terlepas dari jabatannya.
Sang Raja, tertawa, karena ia tahu, tidak mungkin undur-undur berjalan mundur.
Undang-undang dibuat secara diam-diam. Bahkan berbisik pun jangan.
Raja terheran, sambil "memegang" kepalanya dengan kakinya (karena undur-undur tidak punya tangan).
Di sebuah acara "car free day" rakyat undur-undur berlatih berjalan maju, bahkan terlihat ada yang sudah mahir. Tidak mundur lagi.
Raja terheran, dari mana rakyat undur-undur tahu tentang undang-undang yang akan dibuat. Bukankah ini baru perintah, belum dibuat. Bukankan perintahnya membuat atau merubah undang-undang jangan ramai-ramai (bahkan berbisik pun jangan). "Apa ada yang membocorkan?", "atau memang sudah terbiasa bocor?"