Rintihan pohon pinggir jalan, untuk Indonesia maju, adil dan makmur.
Gowes pagi ini cukup sudah. Istirahat berteduh sejenak dibawah pohon tua rindang.
Belum seberapa lama duduk, terdengar suara tangisan. Bukan, bukan tangisan. Ini, suara rintihan. Tapi, rintihan, ah tangisan.
Suara tangisan tapi pelan. Suara rintihan tapi ....
Bill Bejo bin Bejo, dibuat penasaran. Suara aneh, suara merintih kesakitan. Bejo mencari dari mana asal suara. Tidak ada manusia atau binatang di sekitarnya. Disekitar pohon, pinggir jalan itu.
Bejo mencari, pelan melangkah ke sebuah pohon. Pohon. Ya benar suara itu dari pohon. Pohon itu merintih kesakitan.
Bill Bejo bin Bejo tidak bisa bicara dengan pohon, atau mungkin belum bisa. Tapi ia dapat merasakan betapa sakitnya pohon itu. Sakit lima tahunan. Lima tahun sekali ia merasakan sakit.
Sakit itu disebabkan ulah para "perebut kursi". Karena keinginan yang sangat, ia sampai menyakiti pohon. Dengan "memakunya". Memaku sebuah janji untuk membuat "Indonesia maju, adil dan makmur."
Bill Bejo bin Bejo, hanya bisa bilang "kasihan." Tidak bisa berbuat, apalagi melepas, nanti bisa dibilang....
Bill Bejo bin Bejo, hanya bisa ngelantur sendiri "lha iya kalau pasang janji jangan dipaku dipohon!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H