Mohon tunggu...
Asmoo
Asmoo Mohon Tunggu... Seniman - Ngelanturisme

Ngelanturisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rintihan Pohon Pinggir Jalan, Untuk Indonesia Maju, Adil, dan Makmur

29 November 2023   11:17 Diperbarui: 30 November 2023   06:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edit gambar; Mafrukan Ali

Rintihan pohon pinggir jalan, untuk Indonesia maju, adil dan makmur.

Gowes pagi ini cukup sudah. Istirahat berteduh sejenak dibawah pohon tua rindang.

Belum seberapa lama duduk, terdengar suara tangisan. Bukan, bukan tangisan. Ini, suara rintihan. Tapi, rintihan, ah tangisan.

Suara tangisan tapi pelan. Suara rintihan tapi ....

Bill Bejo bin Bejo, dibuat penasaran. Suara aneh, suara merintih kesakitan. Bejo mencari dari mana asal suara. Tidak ada manusia atau binatang di sekitarnya. Disekitar pohon, pinggir jalan itu.

Bejo mencari, pelan melangkah ke sebuah pohon. Pohon. Ya benar suara itu dari pohon. Pohon itu merintih kesakitan.

Bill Bejo bin Bejo tidak bisa bicara dengan pohon, atau mungkin belum bisa. Tapi ia dapat merasakan betapa sakitnya pohon itu. Sakit lima tahunan. Lima tahun sekali ia merasakan sakit.

Sakit itu disebabkan ulah para "perebut kursi". Karena keinginan yang sangat, ia sampai menyakiti pohon. Dengan "memakunya". Memaku sebuah janji untuk membuat "Indonesia maju, adil dan makmur."

Bill Bejo bin Bejo, hanya bisa bilang "kasihan." Tidak bisa berbuat, apalagi melepas, nanti bisa dibilang....

Bill Bejo bin Bejo, hanya bisa ngelantur sendiri "lha iya kalau pasang janji jangan dipaku dipohon!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun