Mohon tunggu...
Asmoo
Asmoo Mohon Tunggu... Seniman - Ngelanturisme

Ngelanturisme

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Capek-capek Buat Jembatan, ehh Sungainya Pindah Jalur

8 November 2023   10:01 Diperbarui: 8 November 2023   15:53 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, digital art, by; Mafrukan Ali

Bapak Gondes, begitu biasa ia disebut oleh warganya.  Atau ada pula yang memanggil dengan lengkap, "bapak kepala desa Gondes."

Diakhir masa jabatannya sebagai kepala desa, Gondes merasa segera dan secepatnya untuk menyelesaikan beberapa proyek yang terbengkelai, baik sengaja maupun tidak.

Ada satu proyek yang membuat sedikit tertawa, tapi bukan untuk ditertawakan.

Pembangunan jembatan. Jembatan sebagai sarana mempermudah dan mempercepat pergerakan warga. Itu tujuan nomer satu, sedangkan tujuan nomer tiga, yaa.. untung-untung dapat untung. (Laa tujuan nomer dua apa?)

Dimulainya pembangunan jembatan itu sudah dari awal jabatan dan kemudian sengaja dilupakan. Walaupun jembatan itu hampir selesai tapi tidak diselesaikan, sengaja. Gondes punya keinganan suatu saat nanti pembangunannya bisa diteruskan anaknya. Tapi Kini,  di akhir jabatan, melihat situasi, maka ia  merasa perlu untuk menyelesaikannya.

Arsip, data, catatan, anggaran semua dokumen ia ambil lagi. Yang dulu telah tersimpan dengan aman. Disimpan tidak perlu rapi, yang penting aman. Semuanya telah ia simpan didalam panci kosong dan ditaruh diatas almari dengan harapan kalau ada hal-hal yang tidak diinginkam, maka tidak ada yang tahu. Kalau disimpan dilaci, dikoper, di komputer, maka sangat dengan mudah ditemukan. Kalau didalam panci, kan aman.

Ia cek anggaran, ternyata perlu dinaikkan karena sudah tidak sesuai, dengan kata lain perlu penyesuaian.

Pada hari dan saat yang tepat, ia mengajak aparat, warga dan tidak ketinggalan kompasianer, untuk meninjau lokasi pembangunan jembatan yang dilupakan sekitar 9 tahun, sepuluh bulan yang lalu. Dengan maksud agar semua menyetujui, untuk meneruskan pembangunan.

Ia pun sudah nenetapkan pemborong yang bisa diajak kompromi. Pemborong yang sudah berpengalaman. Yang ahli dibidangnya.

Meneruskan penyelesaian pembangunan dimulai. Pemborong, merekayasa, memindahkan aliran sungai, agar lebih mudah dalam pengerjaan. Dengan mudah ia lakukan. Karena ia memang ahli dibidangnya. Ahli untuk merekayasa.

Pemborongnya memang ahli. Dalam waktu yang singkat, yang telah ditentukan pembangunan jembatan selesai. 

Hari baik telah ditentukan untuk peresmian, nama jembatan telah dipilih. Para tamu undangan telah terdaftar, warga pun telah dihimbau untuk melihat langsung peresmian jembatan yang akan diresmikan oleh bapak Gondes, selaku kepala desa.

Di hari peresmian, semua undangan dan warga telah hadir semua. Tapi apa tang terjadi?

Dan semua terkejut, tapi pura-pura tidak terkejut. Semua bingung tapi pura-pura tidak bingung. 

Ternyata,"sungainya sudah pindah jalur".

Jembatan sudah tidak lagi diatas sungai. Aliran sungai sudah pindah aliran, sungai sudah pindah jalur, bahkan kini jembatan, malah dikelilingi sungai. Jembatan tidak berfungsi lagi. Jembatan sudah  tidak ada gunanya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun